Jakartakita.com – Produk financial technology (fintech) PT Bank Amar Indonesia (Amar Bank) yang bernama Tunaiku terus berkembang signifikan.
Sejak diluncurkan pertama kali tahun 2014, Tunaiku diklaim telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp 1 triliun.
Angka ini juga didukung dengan pencapaian nasabah dengan total lebih dari 170,000 nasabah, dalam waktu singkat.
Asal tahu saja, aplikasi digital kredit tanpa agunan (KTA) ini bertujuan mempercepat inklusi keuangan dengan mempermudah akses masyarakat ke layanan perbankan.
Perkembangan Tunaiku yang cukup signifikan ini menjadi cara bagi Amar Bank untuk dapat memperluas layanan produk perbankannya ke 16 kota besar di Indonesia tanpa perlu membuka cabang (branchless).
Walhasil, Bank Amar mendapatkan predikat sebagai Bank Sehat dengan Aset dibawah Rp 2 Triliun.
Saat ditemui Jakartakita.com, baru-baru ini dikantornya di bilangan Jakarta Pusat, Vishal Tulsian, Managing Director Amar Bank menuturkan pengalamannya ‘membangun’ produk perbankan di era digital yang menghadirkan teknologi untuk mengakomodasi kebutuhan nasabah akan pelayanan kredit yang cepat dan masif melalui produk unggulannya, Tunaiku.
“Awalnya memang tidak mudah mendirikan Tunaiku di Indonesia. Dimana pada 2014 lalu, jenis perusahaan berbasis fintech belum begitu terlalu familiar di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Tetapi, langkah yang saya tempuh saat itu memang cukup panjang perjalanannya, mulai dari datang ke BKPM, Bank Indonesia, dan OJK hingga berhasil mendapatkan ijin dari Pemerintah, dan akhirnya berdirilah platform Tunaiku sejak tahun 2014,” ujar Vishal membuka cerita.
“Ide membangun Tunaiku sendiri, saya adopsi dari beberapa perusahaan fintech di Eropa, kebetulan saya lama tinggal di sana. Di sana begitu cepat perkembangan fintech-nya, kemudian saya bawa bisnis ini ke Indonesia. Jadi waktu itu, saya melihat transfer infrastruktur di Indonesia sudah bagus, tetapi untuk masalah kredit masih banyak yang perlu dikembangkan. Jadi, begitu melihat struktur populasi 250 juta orang Indonesia dan hanya 40 juta penduduk yang hanya terlayani, dari situ kemudian muncul pemikiran untuk meng-create masyarakat (pasar –Red) ini melalui teknologi. Bagi saya, teknologi itu banyak memberikan manfaat bagi kehidupan manusia,” tutur Vishal.
Sementara itu, pertumbuhan dari Amar Bank sendiri turut berperan dalam pertumbuhan kredit perbankan di Indonesia yang mencapai 12,45% di sepanjang tahun 2018.
Angka ini, menurut OJK, berada di atas target yang sudah ditentukan.
“Pertumbuhan ini memperlihatkan besarnya kebutuhan masyarakat akan produk perbankan yang menyediakan layanan kredit serta layanan perbankan lainnya,” jelas Vishal.
Menyikapi kondisi tersebut, Vishal mengaku optimis melihat geliat pertumbuhan perekonomian di Indonesia tahun 2019.
“Kami optimis pertumbuhan perekonomian akan semakin baik lagi di tahun 2019, dan Amar Bank akan menjadi bagian dari pertumbuhan ini. Terutama dengan berkembang pesatnya Tunaiku, akses layanan keuangan akan menjadi semakin luas sehingga dapat memacu percepatan inklusi keuangan di Indonesia,” pungkas Vishal. (Fahrul Anwar)