Jakartakita.com – Riset Nielsen Advertising Intelligence (Ad Intel) yang dirilis Nielsen Indonesia Selasa (30/4) menyebutkan, Debat Pemilihan Presiden (Pilpres) yang digelar Komisi Pemilihan umum (KPU) sebanyak 5 kali meraih lebih banyak penonton dibandingkan dengan debat yang ditayangkan di televisi pada periode Pemilu sebelumnya di 2014.
Hasil pantauan Nielsen TV Audience Measurement (TAM) mengungkapkan bahwa di samping jumlah stasiun televisi yang lebih banyak menayangkan acara Debat Pilpres di tahun 2019, Debat Pilpres tahun ini juga mendapatkan jangkauan sebesar 67,9 persen, lebih besar dibandingkan periode tahun 2014 (naik 62,9%).
Riset juga menyebutkan, dalam hal rating, lima Debat Pilpres 2019 mencapai angka rating gabungan yang jauh lebih tinggi karena jumlah station yang menyiarkan program debat di tahun ini jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan tahun 2014.
Rating tertinggi di 2019 adalah di debat kedua yaitu Debat Capres Jokowi versus Prabowo sebesar 18,8 persen. Bahkan dalam dua hari setelah penyelenggaraan Pemilu 17 April 2019, program-program terkait Pemilu masih mendapatkan rating yang cukup tinggi yaitu sebesar 13,2 persen di 18 April dan 13,8 persen di 19 April.
“Sepanjang kuartal 1 tahun 2019, kategori iklan pemerintah dan politik memberikan kontribusi sebesar 5.5%, sementara pada periode kampanye yang diperbolehkan oleh KPU yaitu 24 Maret hingga 13 April 2019, iklan kategori partai politik mencapai 12% dari total belanja iklan. Hal ini menunjukkan bahwa partai politik masih percaya pada kekuatan media massa dalam membangun awareness dan branding.” kata Hellen Katherina, Executive Director Nielsen Media.
“Di samping itu, tingginya rating TV untuk program-program terkait Pemilu juga menunjukkan bahwa pemirsa televisi di 11 kota sangat antusias terhadap Pemilu sejak awal proses hingga pasca hari pemilihan. Dapat dikatakan bahwa tahun ini orang lebih terlibat dengan Pemilu,” sambungnya.
Hasil pantauan Nielsen TAM di 11 kota juga menemukan adanya kecenderungan para penonton menonton televisi yang lebih lama pada hari Pemilu yaitu rata-rata 5 jam 30 menit (+12% versus di hari normal).
Kecenderungan ini juga didorong oleh adanya program Quick Count sepanjang hari pelaksanaan pemilu tersebut.
Sementara dari sisi profil pemirsa, kepemirsaan televisi dari para pemilih juga meningkat di semua rentang usia dan lintas kelas sosial ekonomi pada hari penyelenggaraan Pemilu jika dibandingkan dengan hari biasa.
Dari sisi usia rating tertinggi adalah dari penonton usia 50 tahun ke atas (17,7%), sementara dari sisi kelas sosial ekonomi, Kelas Menengah adalah yang paling banyak menonton hingga mencapai rating sebesar 14,3 persen.
Asal tahu saja, Nielsen TAM di Indonesia melakukan pengukuran kepemirsaan atas semua televisi nasional terhadap lebih dari 8,000 orang berusia 5 tahun keatas di 11 kota di Indonesia (Jakarta, Bandung, Jogjakarta, Semarang, Surakarta, Surabaya, Denpasar, Medan, Palembang, Makassar dan Banjarmasin). Hasil pengukuran tersebut tertuang dalam nilai rating, share dan indeks.