Jakartakita.com – The Conference Board® GlobalConsumer Confidence™ Survey, in collaboration with Nielsen, baru-baru ini merilis hasil studinya yang menyebutkan bahwa meskipun sedikit menurun dibandingkan dengan kuartal empat 2018, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia relatif stabil di angka 125 pada kuartal pertama 2019.
“Angka ini menempatkan Indonesia di urutan keempat negara teroptimistis di dunia,” sebut hasil riset seperti dilansir dari siaran pers, Senin (03/6).
Selain itu, The Conference Board® Global Consumer Confidence™ Survey, in collaboration with Nielsen juga menyebutkan, 10 negara teroptimistis pada kuartal pertama 2019 adalah Filipina (133), India (132), Vietnam (129), Indonesia (125), Denmark (119), Malaysia (115), China (115), Uni Emirat Arab (113), Arab Saudi (112), Thailand (111).
Lebih rinci riset menyebutkan, IKK dipengaruhi oleh tiga indikator, yaitu optimisme konsumen mengenai (1) Prospek Lapangan Kerja Lokal, (2) Keadaan Keuangan Pribadi, dan (3) Keinginan untuk Berbelanja; semua dalam 12 bulan ke depan.
Untuk Indonesia, dua indikator mengalami peningkatan pada kuartal ini. Optimisme akan Prospek Lapangan Kerja Lokal meningkat dari 68% di kuartal keempat 2018 menjadi 72% di kuartal pertama 2019.
Adapun 83% konsumen memiliki persepsi positif mengenai Kondisi Keuangan Pribadi mereka, meningkat dari 79% di kuartal sebelumnya.
Sementara itu, di kuartal pertama 2019 ini, hanya lebih dari setengah (56%) konsumen yang menyatakan bahwa waktu 12 bulan ke depan adalah Waktu yang Baik untuk Berbelanja Barang-barang yang Mereka Inginkan dan Butuhkan. Indikator terakhir ini menurun dari 63% di kuartal keempat 2018.
Secara global, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) stabil dengan hanya mengalami satu poin penurunan dari 107 pada kuartal keempat 2018 menjadi 106 pada kuartal pertama 2019.
“Konsumen cenderung mempertahankan belanja, namun lebih hati-hati di tengah kondisi ekonomi global yang melambat,” sebut riset tadi.
Disisi lain, sentimen positif konsumen Indonesia akan stabilitas ekonomi membaik secara signifikan, dimana pada kuartal pertama tahun ini hanya 51% konsumen online Indonesia yang berpendapat bahwa negara sedang berada dalam keadaan resesi ekonomi.
Sebelumnya, di kuartal empat 2018 terdapat 57% konsumen yang berpendapat bahwa negara sedang mengalami resesi ekonomi, dan 61% di kuartal tiga 2018.
Lebih lanjut riset mengungkapkan, menabung dan berinvestasi masih menjadi pilihan utama konsumen dalam mengalokasikan sisa dana mereka setelah memenuhi kebutuhan hidup yang utama.
Di kuartal pertama 2019, 66% konsumen memilih untuk mengalokasikan dana cadangan mereka untuk Menabung, 47 persen memilih untuk menggunakannya untuk Berlibur, dan 44 persen memilih untuk Berinvestasi di Saham atau Reksadana.
Terkait penghematan pengeluaran rumah tangga, 43 persen konsumen memilih untuk mengurangi belanja baju baru serta menunda mengganti perangkat teknologi baru seperti PC, mobile dan lainnya. Sementara itu 41 persen memilih mengurangi hiburan di luar rumah.
Di kuartal pertama tahun ini, 34% konsumen menyatakan kekhawatiran mereka akan akan Stabilitas Politik, meningkat jauh dari 24 persen pada kuartal empat 2019. Kekhawatiran akan Keadaan Ekonomi menjadi kekhawatiran terbesar berikutnya bagi 31% konsumen Indonesia.
“Meningkatnya kekhawatiran konsumen akan stabilitas politik di kuartal pertama tahun ini sepertinya juga mempengaruhi keinginan konsumen untuk berbelanja,” ujar Agus Nurudin, Managing Director Nielsen Indonesia.
“Menjelang Pemilu, konsumen mengantisipasi situasi salah satunya dengan lebih berhati-hati dalam membelanjakan uang mereka,” sambungnya.
Sementara itu, sebanyak 17 persen konsumen Indonesia menyatakan kekhawatiran akan Toleransi Antar Umat Beragama, 16% merasa khawatir mengenai Keseimbangan Antara Pekerjaan dan Kehidupan (16%); dan 12% merasa khawatir mengenai Kriminalitas (12%) yang baru muncul pada kuartal awal 2019 ini.