Jakartakita.com – Samsung adalah salah satu merek ponsel paling populer di antara pelanggan layanan pembiayaan online di Filipina, Indonesia, Vietnam dan India.
Perangkat seluler buatan Tiongkok seperti Xiaomi, Vivo, OPPO mengambil tempat kedua dan ketiga dari popularitas di empat negara ini.
Pada saat yang sama, Apple memimpin di negara Vietnam saja.
Data-data diatas adalah penemuan dari studi yang dilakukan oleh memegang keuangan internasional, Robocash Group. Perusahaan ini mempelajari preferensi dari hampir 1,8 juta pelanggan yang menggunakan layanan pembiayaan online di Filipina, Vietnam dan India serta pembiayaan syariah di Indonesia.
Melansir siaran pers yang diterima Jakartakita.com baru-baru ini, disebutkan bahwa menurut penelitian tersebut, di peringkat pertama, sebanyak 26,3% pelanggan di Indonesia menggunakan smartphone Xiaomi, sementara Samsung dan OPPO mengikuti dengan masing-masing 21,1% dan 19,3%. Sedangkan untuk India dan Filipina,
Samsung adalah merek ponsel paling populer, dengan masing-masing persentase 26,4% dan 22,7%. Selain itu, tempat kedua di India dimiliki oleh Vivo dengan 17,5%, dan OPPO di peringkat ketiga (16,1%).
Hal ini sangat berbeda dengan temuan di Filipina, di mana OPPO (20,6%) berada di depan Vivo (11,0%). Sedangkan untuk Vietnam, Apple adalah merek ponsel paling popular.
Secara keseluruhan, pasar Asia telah menunjukkan dominasi kuat smartphone sebagai alat untuk mencari dan mendapatkan pembiayaan online.
Korelasi ini dibentuk oleh penetrasi internet seluler yang tinggi dan niat pelanggan online untuk menggunakan layanan pembiayaan ‘disini dan saat ini’ tanpa hambatan geografis atau lainnya. Hal ini berlaku baik dalam hal pengeluaran tak terduga atau pembelian yang bersifat sesekali.
Satu lagi yang ditemukan oleh analis adalah kecermatan pelanggan pengguna smartphone cenderung meneliti informasi mengenai sebuah produk.
Selain itu, pengguna desktop menjadi media terakhir yang digunakan dalam rata-rata jumlah halaman website yang dilihat dan waktu sesi.
Fakta ini mungkin berkorelasi dengan faktor usia. Para analis perusahaan menyebutkan bahwa kaum muda di bawah 35 tahun adalah pelanggan potensial utama layanan keuangan digital.
Mereka adalah konsumen yang lebih aktif yang menunjukkan literasi teknis dan finansial yang tinggi. Smartphone atau tablet berfungsi sebagai alat utama untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan rutin mereka.
Keadaan ini pasti akan meningkatkan signifikansi perangkat seluler sebagai penggerak bagi pasar pembiayaan alternatif di kawasan Asia Pasifik.