Pengecekan DNA Kulit Ungkap Informasi yang Akurat Terkait Kondisi Kulit

Jakartakita.com – Dalam perjalanan seorang konsumen menemukan produk perawatan kecantikan yang tepat, dibutuhkan banyak kekeliruan (trial and error) yang berdampak terhadap hilangnya waktu (time spent).

Hal ini umum dikenal di dunia marketing dengan istilah consumer pain points atau pengalaman yang menyulitkan konsumen, karena memilih produk perawatan yang sesuai dengan jenis kulit, bukan perkara mudah. 

Menyikapi hal tersebut, baru-baru ini, JakPat sebagai Platform Online Survei menyebutkan bahwa pengecekan DNA kulit sangat penting karena bisa memberikan informasi yang akurat mengenai kualitas kolagen, elastisitas kulit, pigmentasi kulit, dan sebagainya.

Pasalnya, DNA merupakan asam nukleat yang menyimpan semua informasi tentang genetika. 

Tes DNA adalah prosedur yang digunakan untuk mengungkapkan secara akurat, informasi mengenai genetik dalam tubuh seperti potensi, risiko dan kebutuhan unik setiap individu yang berkaitan dengan banyak hal seperti kebutuhan suplemen dan nutrisi, intensitas olahraga yang sesuai, hingga perawatan kulit yang tepat dan lainnya. 

Salah satu hal paling mendasar yang bisa diperoleh dari tes DNA adalah kondisi kulit seseorang.

Sebagai organ tubuh paling luar, kulit merupakan lapisan pelindung yang bekerja 24/7 dan paling rentan terpapar oleh faktor eksternal seperti matahari dan polusi.

Melansir siaran pers, yang dirilis Selasa (13/8), Aska Primardi selaku Head of Research Jakpat mengungkapkan, tes DNA kulit sudah umum dilakukan di negara maju, untuk mengenal kondisi kulit dan mendapatkan perawatan yang tepat dan sesuai.

“JakPat sebagai Platform Online Survei melihat, bahwa DNA sudah menjadi subjek global yang telah dijajaki oleh para pakar kesehatan kulit, agar menjadi solusi bagi konsumen dalam memahami kondisi kulit mereka. Untuk itu, JakPat mengadakan survei pada tanggal 5 – 10 July 2019 terhadap 537 responden, mengenai pemahaman responden akan kondisi kulit mereka dan pendapat mereka akan manfaat teknologi pada konteks perawatan kulit,” jelas Aska Primardi.

Lebih rinci diungkapkan, hasil riset yang diadakan JakPat menunjukkan, dalam konteks penggunaan produk perawatan wajah, hanya 15% responden yang mengatakan bahwa kinerja produk yang mereka gunakan, sesuai dengan harapan.

Sisanya mengatakan bahwa mereka masih menderita masalah yang mengganggu seperti jerawat, iritasi, kulit kering, kulit berminyak, dan lainnya. 

Adapun sebanyak 30% responden juga merasa belum puas dengan kondisi kulit mereka saat ini, kendati telah menggunakan berbagai macam produk perawatan. 

Hasil riset lainnya menunjukkan bahwa para responden sudah selektif dalam mencoba produk perawatan kulit, untuk mencegah terjadinya masalah kulit dan menghindari terbuangnya uang dan waktu dengan sia-sia. 

Dalam konteks menemukan produk perawatan yang tepat, 50% responden setuju untuk memeriksakan kondisi kulit mereka dan secara umum memilih untuk pergi ke dokter kulit atau dermatolog. 

Dalam konteks skin DNA treatment, kecenderungan responden untuk percaya akan hasil tes DNA kulit, mencapai 85%. 

Selain itu, persentase minat responden untuk mencoba perawatan kulit dengan teknologi tinggi (hi-tech) mencapai 90%. 

“Teknologi tes DNA secara global telah memberikan manfaat bagi individu yang ingin memahami kondisi kulit mereka dengan mudah. Untuk meminimalisir pengalaman pain points konsumen, teknologi tes DNA bisa menjadi solusi terbaik karena tes DNA dapat menjelaskan kondisi dan kebutuhan spesifik kulit konsumen yang sesuai dengan hasil tes DNA tersebut,” tandas Aska Primardi. (Edi Triyono)

consumer pain pointsDAN treatmentJakPatperawatan kecantikanperawatan kulitPlatform Online SurveiTes DNA
Comments (0)
Add Comment