Jakartakita.com – PT Merck Tbk (Merck) dan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) menandatangani kesepakatan program kerjasama untuk meningkatkan kapasitas apoteker Indonesia secara berkelanjutan.
Kesepakatan kerjasama ini ditandatangani oleh Ketua Umum IAI, Nurul Falah Eddy Pariang dan Direktur PT Merck Tbk, Evie Yulin, yang disaksikan oleh Regional Vice President Merck Asia Pacific, Andre Musto dan Bendahara Umum IAI, Ellen Wijaya di Jakarta, Selasa (15/10).
Program kerjasama antara Merck dan IAI mencakup bidang kompetensi dasar dan pengetahuan mengenai penyakit kronik seperti diabetes, hipertensi dan gangguan tiroid, serta pembuatan modul mengenai 5 topik yang kemudian dilanjutkan dengan Training of Trainers (ToT).
Program yang akan berlangsung mulai Oktober 2019 hingga Juli 2020 ini menargetkan sebanyak 150 orang apoteker peserta ToT di 3 kota besar dan implementasi kepada 1,500 peserta apoteker dari keseminatan HISFARSI (Himpunan Seminat Farmasi Rumah Sakit), HISFARMA (Himpunan Seminat Farmasi Masyarakat) dan HISFARKESMAS (Himpunan Seminat Farmasi Kesehatan Masyarakat).
Andre Musto selaku Regional Vice President Merck Asia Pacific mengatakan, Merck berkomitmen sebagai Global Specialty Innovator termasuk membawa obat-obatan inovatif ke pasar dengan kebutuhan medis yang tidak terpenuhi.
“Kami juga berkolaborasi dengan para ahli untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan sektor tenaga kesehatan di tempat kami beroperasi. Kolaborasi kami dengan IAI ini semakin menegaskan komitmen kami pada pasien dan tenaga kesehatan profesional di Indonesia,” kata Andre Musto.
Adapun Evie Yulin selaku Direktur PT Merck Tbk menambahkan, Merck sebagai mitra bagi tenaga kesehatan, menemukan adanya kebutuhan peningkatan kapasitas apoteker. Hal ini sangat penting karena peran mereka sebagai lini terdepan yang memberikan layanan langsung kepada masyarakat luas.
“Kami sangat mengapresiasi IAI yang telah menyambut baik upaya kerjasama dalam program pengembangan pendidikan berkelanjutan atau Continuous Professional Development (CPD) untuk para apoteker. Dukungan yang diberikan Merck dalam kerjasama ini berupa referensi materi untuk pembuatan modul pelatihan terakreditasi oleh IAI, dan dukungan logistik pelaksanaan program kepada 1.650 apoteker,” jelas Evie Yulin.
Sementara, Ketua Umum IAI, Nurul Falah Eddy Pariang mengungkapkan 4 isu utama yang dihadapi tenaga kesehatan di Indonesia, yaitu; jumlah tenaga kesehatan yang masih kurang, distribusi tenaga kesehatan tidak merata, kualifikasi pendidikan dibawah mencukupi dan mutu atau kualitas yang belum memadai.
“Karenanya, Apoteker memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan pasien melalui pelayanan kefarmasian. Salah satunya adalah memberikan konseling kepada pasien dan masyarakat terkait penggunaan obat yang benar. Saat ini, tantangan yang dihadapi oleh apoteker sangat banyak, salah satunya perkembangan dunia kesehatan yang sangat cepat. Dengan demikian, peningkatan kompetensi diri harus dilakukan secara terus menerus sehingga mampu memberikan kualitas layanan kefarmasian yang up to date,” paparnya.
“Kami sangat mengapresiasi inisiatif dari Merck untuk mendukung peningkatan kapasitas apoteker Indonesia. Dalam program kerjasama dengan Merck ini, IAI akan memberikan akreditasi bagi para apoteker yang telah mengikuti pelatihan, merekomendasikan tenaga pengajar (fasilitator) dan secara konsisten memonitor perkembangan para anggotanya. Harapannya, program ini dapat terus berlanjut dan dapat menjadi standar baru di bidang layanan,” pungkasnya. (Rully)