Jakartakita.com – NusantaRun Chapter 7 akan dilaksanakan pada tanggal 6 – 8 Desember 2019 dengan start line di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta dan finish line di Ponorogo, Jawa Timur.
Sebanyak 155 pelari telah terpilih untuk menjadi fundraiser NusantaRun Chapter 7.
Selain berlari ultra marathon dengan jarak 133 kilometer untuk kategori full course dan 71 kilometer untuk kategori half course, mereka juga akan menggalang dana untuk program #StudentAthletesWithDisabilities, kerja sama antara NusantaRun dengan Perkumpulan Ohana yang nantinya akan dilaksanakan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Founder NusantaRun, Jurian Andika menjelaskan, bahwa tahun ini merupakan tahun ketujuh penyelenggaraan fundraising event NusantaRun yang mengusung tema #RevealingPotentials.
“Tema tersebut terinspirasi dari filosofi nama kabupaten yang akan menjadi finish line NusantaRun Chapter 7, yaitu Ponorogo. Filosofi nama Panarogo (Ponorogo) sendiri terbentuk dari dua kata, yaitu ‘pana’ (melihat) dan ‘raga’ (badan/diri). Jika digabungkan, Ponorogo bermakna melihat diri sendiri/mawas diri. NusantaRun percaya bahwa setiap orang memiliki potensi yang perlu diungkap dan diberdayakan. Potensi tersebut hendaknya dimaksimalkan agar memberikan manfaat tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga dirasakan oleh banyak orang,” kata Jurian di Jakarta, Kamis (24/10).
Lebih lanjut, Jurian mengatakan, event ini menargetkan donasi sebesar Rp3 miliar untuk program #StudentAthletesWithDisabilities. Meski demikian, NusantaRun tidak hanya fundraising event melainkan juga festival kontribusi.
“Siapapun dapat berkontribusi untuk memajukan pendidikan Indonesia, baik itu pelari, relawan, maupun pihak-pihak lainnya yang berkontribusi dengan cara dan bentuk yang berbeda-beda,” imbuh Jurian.
Hal yang menarik tahun ini, lanjut Jurian, penggalangan dana tidak hanya dilakukan oleh pelari tetapi juga oleh relawan.
“NusantaRun ingin semua orang yang terlibat di NusantaRun Chapter 7 dapat merasakan pengalaman menjadi seorang fundraiser. Kami bekerja sama dengan KitaBisa sebagai crowd funding partner. Para fundraiser akan membuat laman sendiri yang menginduk pada laman utama campaign NusantaRun Chapter 7,” jelas Jurian.
Hasil penggalangan dana NusantaRun Chapter 7 nantinya akan dikelola oleh Perkumpulan Ohana untuk program #StudentAthletesWithDisabilities.
Sebagai informasi, Perkumpulan Ohana merupakan organisasi yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta dan bergerak di bidang advokasi dan pemenuhan hak penyandang disabilitas.
Perkumpulan Ohana memiliki dedikasi untuk memaksimalkan penanganan terhadap isuisu hak asasi penyandang disabilitas, seperti pengadaan akses layanan alat bantu mobilitas adaptif kursi roda, pengembangan sumber daya penyandang disabilitas, serta pemenuhan hak-hak disabilitas dan advokasi kebijakan dari penyandang disabilitas melalui pelatihan dan lokakarya.
Sementara itu, Co-Founder NusantaRun, Christopher Tobing mengungkapkan, NusantaRun dan Perkumpulan Ohana akan bergerak bersama untuk memberdayakan penyandang disabilitas (terpilih) yang berprestasi secara akademik melalui student athlete sebagai wujud pencapaian gerakan inklusi di Indonesia.
“Melalui program tersebut, diharapkan akan memaksimalkan potensi penyandang disabilitas meraih prestasi dan mampu bersaing dalam kompetisi olahraga yang menggunakan kursi roda, mulai dari tingkat kabupaten hingga internasional,” ungkap Christopher.
Ditambahkan, untuk mewujudkan mimpi mulia dari program #StudentAthletesWithDisabilities, Perkumpulan Ohana akan bekerja sama dengan beberapa pihak yang memiliki perhatian terhadap penyandang disabilitas, seperti Global Mobility USA, lembaga pendidikan lokal, organisasi penyandang disabilitas lokal, profesional di bidang olahraga dan kesehatan, profesional dalam bidang mobility device, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, serta pihak-pihak lainnya.
“Setiap orang tidak hanya memiliki potensi, tetapi juga memiliki kesempatan yang sama dalam meraih cita-cita, tidak terkecuali para penyandang disabilitas. Semua manusia berhak untuk melakukan yang terbaik karena di situlah kemampuan untuk menginspirasi dan terinspirasi hadir menghiasi kehidupan. Tanpa potensi yang diberdayakan, tidak akan ada inspirasi yang memotivasi,” imbuh Christopher.