Jakartakita.com – Erie Sasmito selaku Ketua Indonesia Furniture Promotion Forum (IFPF) menyebutkan, bahwa unsur natural atau alam menjadi tren desain terkini di industri mebel, kriya dan horeca, serta mendominasi pelaksanaan Hospitality Indonesia 2019 yang berlangsung dari tanggal 23-26 Oktober 2019 di Hall A – Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Jakarta Pusat.
”Saat ini, tren hospitality yang sedang berkembang di tanah air mengarah pada nuansa alam. Munculnya kesadaran masyarakat untuk menjaga masa depan bumi serta adanya kerinduan manusia untuk kembali ke alam memicu kami untuk menciptakan produk berkualitas yang tak hanya artistik, namun juga bersifat sustainable dan ramah lingkungan. Ini sesuai dengan tema Hospitality yakni ”Engage the Future of Hospitality” yang merefleksikan masa depan hospitality dalam menciptakan dunia yang lebih baik,” jelas Erie dalam keterangan pers yang diterima Jakartakita.com, Jumat (25/10).
Dari berbagai brand yang ada, salah satu yang menarik perhatian adalah Pineapple Lifestyle Furniture. Terinspirasi dari nuansa tropis di Indonesia, Pineapple Lifestyle Furniture menghadirkan berbagai produk mebel asal Cirebon yang homey dan nyaman digunakan, mulai dari sofa, kursi makan, kursi santai hingga jendela. Orisinalitas produk terlihat dari metode anyaman yang detil.
Berkat produknya yang bermutu tinggi, jenama berlogo nanas ini sukses melakukan ekspor ke berbagai negara di dunia, mulai dari Jerman, Belgia, Australia hingga Amerika.
Setelah berpengalaman dalam menjalankan proyek residensial di kancah global selama 30 tahun, Pinneapple juga siap melayani kebutuhan di pasar domestik sejak 5 tahun belakangan dengan rentang harga terjangkau yang dimulai dari ratusan ribu rupiah.
Selain Pinneapple, ada pula Nuansa Kayu Bekas yang menjadi sorotan di Hospitality Indonesia. Brand asal Solo, Jawa Tengah ini memiliki keunikan tersendiri karena sejak 2010 berhasil menciptakan beragam produk furnitur seperti meja, lemari, kursi hingga laci yang sepenuhnya terbuat dari bah kayu-kayu bekas (recycle) dari kayu bekas rumah, perahu, truk bahkan palet.
Meski terbuat dari kayu bekas, kualitasnya tak perlu diragukan. Dengan proses pengerjaan khusus, Nuansa Kayu Bekas mampu menyulap kayu bekas menjadi produk furnitur yang cantik berkualitas terbaik sehingga banyak diminati oleh pasar luar negeri seperti Amerika dan Eropa. Dengan rentang harga dimulai dari Rp100 ribuan, produk yang satu ini menjadi salah satu incaran bagi masyarakat Indonesia yang menyenangi konsep vintage.
Tak ketinggalan, paviliun Kementerian Perindustrian juga turut menampilkan tren hospitality bernuansakan alam dan ramah lingkungan.
Berkolaborasi dengan Indonesian Furniture Designer Association, Himpunan Desainer Mebel Indonesia dan Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), Kementerian Perindustrian turut memfasilitasi 10 industri mebel yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Nama-nama tersebut, antara lain; Aninda Furniture, Cassaqeela Home Living, Satori Rattan, Gallery Kursi, CV. Natural House dan Powl Studio.
Dari berbagai brand tersebut, Powl Studio menjadi salah satu daya tarik. Berbeda dengan dua brand sebelumnya yang lebih identik dengan alam, Powl Studio justru memiliki caranya tersendiri dalam menyelamatkan lingkungan.
Berkat terobosan kreatifnya, brand yang satu ini berhasil menciptakan produk pendukung desain interior rumah dan industri horeca ramah lingkungan yang terbuat dari barang-barang daur ulang spare part mobil. Dengan teknik pengerjaan khusus, brand asal Bandung yang berdiri sejak 2012 ini berhasil menyulap sampah menjadi benda-benda yang cantik seperti kursi, lampu dan jam dinding yang akan memanjakan pengunjung untuk tetap betah di rumah.
Tak hanya pada booth peserta, nuansa alam juga bisa dirasakan oleh pengunjung ke instalasi desain dalam “The Lobby by Bramble”, sebuah mahakarya Eugenio Hendro sebagai Gold Designer tahun ini. Di sini, para pengunjung dapat merasakan sensasi berpetualang ke nuansa alam yang menakjubkan lewat instalasi seni yang memadukan unsur bumi dan laut. Instalasi ini terletak di Hall A1 dan A3 di JIExpo.
Penyuka rotan, bisa mengunjungi booth Sarinah Home yang menampilkan produk interior dekorasi dengan gaya kontemporer tropis dengan bahan baku utama menggunakan unsur rotan yang dinilai memiliki kualitas alami yang kuat, ringan, nyaman dan mudah beradaptasi dengan kondisi suhu dan cuaca lingkungan sekitar.
Untuk rotan ini, Sarinah Home banyak menggunakan rotan dari Kendari karena kualitasnya dinilai paling bagus. Sedangkan untuk pembuatan produknya dilakukan secara handmade di Cirebon (home industry).
Selama 10 tahun terakhir, Sarinah Home telah menjadi eksportir rotan ke sejumlah negara diantaraya, Jerman, Spanyol, Turki, dan Djibouti (Afrika).
Di hari pertama gelaran Hospitality Indonesia, Sarinah Home langsung mendapat pemesanan dari buyer Korea untuk produk pet bed.
Hospitality Indonesia diikuti oleh lebih dari 100 peserta yang terdiri dari 3 sektor yakni Furniture dan Craft Indonesia, Mozaik Indonesia dan Hotel Sourcing Indonesia.
Dengan adanya unsur alam pada gelaran kali ini, Hospitality Indonesia menjadi ajang bagi para pelaku industri untuk berkontribusi menyebarkan pesan-pesan lingkungan kepada masyarakat melalui beragam produk mebel, kriya dan desain.
Melalui kegiatan yang dibuka untuk publik secara gratis pada Sabtu, 26 Oktober 2019, Hospitality Indonesia juga menjadi wadah bagi masyarakat dalam mendapatkan beragam inspirasi alam dalam mempercantik huniannya.
Hospitality Indonesia adalah pameran industri pendukung hospitality dan desain yang kali kedua terselenggara berkat kolaborasi antara API Traya dan JIExpo serta didukung oleh Kementerian Perindustrian, Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII), Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan Indonesia Furniture & Craft Promotion Forum (IFPF).