Jakartakita.com – Senandung musik Islami seperti nasyid sudah banyak dikenal oleh masyarakat.
Namun, musik yang identik dengan pengingat akan nilai-nilai agama Islam ini ternyata masih berjuang untuk diakui, dibanding hanya sekadar hiburan jelang momen Ramadhan.
Adalah Al-Jawaher, yang artinya Permata, sebuah group nasyid asal Singapura yang melakukan kunjungan ke Indonesia sekaligus memperkenalkan dua single terbaru mereka berjudul ‘Hanya Tuhan’ dan ‘Ya Tuhan’.
Dua single produksi Jamiyah Singapura ini mengajak penyanyi Dewi Yull berkolaborasi.
Penggarapan single religi ini pun melibatkan musisi kenamaan antar dua negara, yaitu; Moliono Rasmadi (leader Love Hunter) dari Singapura dan komposer Indonesia, Chossy Pratama.
Dua sahabat yang saling mengenal dari akhir tahun 90’an itu, kemudian berjanji bertemu dengan Jamiyah di Singapura, dan terjadilah kerjasama antara Jamiyah – Al Jawaher dan Chossy Pratama Production.
Proses pembuatannya sendiri memakan waktu kurang lebih 6 minggu dan dibuat di 3 studio. Awalnya proses pembuatan track dasar dikerjakan di studio ProMidi Jakarta dan MixPro Yogyakarta, kemudian diikuti proses rekaman vocal di studio Moluv Music di Bandung.
“Kami terus berjuang melanjutkan apa yang menjadi maksud tujuan hidup. Selalu mengingatkan pada kebaikan lewat nasyid yang kami nyanyikan,” kata Norhayati Yusof, salah satu personil Al-Jawaher saat ditemui Jakartakita.com di Balai Kota, Ruang Pola, Jakarta Pusat, Jumat (22/11) malam.
“Mengapa Dewi Yull, karena kita tahu di Singapura lagunya begitu tersohor. Suaranya merdu. Saya sendiri baru kali ini bertemu dan duduk berdekatan seperti sekarang. Semoga kolaborasi ini bermanfaat bagi pendengar,” sambung Prof (ADJ) DR. Mohd Hasbi Abu Bakar, Presiden Jamiyah Singapura.
Sementara itu, Dewi Yull, pelantun ‘Jangan Ada Dusta Di Antara Kita’ mengaku sangat bersyukur bisa bekerjasama dengan grup Nasyid Al-Jawaher.
“Alhamdullilah, kami tersanjung disinergikan dengan Al Jawaher memberi syiar lewat lagu. Mudah-mudahan apa yang diberikan bisa di terima dengan baik tanpa menghilangkan warna dan identitas Al-Jawaher,” ungkapnya. (Edi Triyono)