Jakartakita.com – Amar Bank, dengan produk unggulannya Tunaiku, menerima dua penghargaan sekaligus pada ajang Indonesia Best Bank Award 2019, yang di gelar Warta Ekonomi di Balai Kartini, Jakarta, Jumat (15/11).
Penghargaan ini merupakan penghargaan kedua dari Warta Ekonomi setelah tahun 2018 menerima penghargaan dengan kategori yang sama.
Adapun kedua penghargaan ini diterima langsung oleh Eka Banyuaji selaku Head of Business Banking Amar Bank untuk kategori Bank Berpredikat “Sehat” pada kategori BUKU 1 dengan aset di bawah Rp2 triliun dan Sendy Dea selaku Head of Jakarta Branch Office Amar Bank menerima penghargaan untuk kategori Bank berprospek sangat baik dengan peningkatan menjadi BUKU 2.
“Kami patut berbangga, karena penghargaan ini diberikan melalui beberapa aspek penilaian, yaitu; peningkatan aset, kredit, dan funding. Dimana Amar Bank dalam kurun waktu lima tahun dapat tumbuh dengan sangat baik,” kata Eka Banyuaji dalam siaran pers, Senin (25/11).
Ditambahkan, pertumbuhan yang baik di industri perbankan secara nasional memberikan dampak positif bagi Amar Bank.
“Amar Bank terus mencatatkan pertumbuhan positif setiap tahunnya, di mana total asset kami tumbuh sebesar 178% dari Desember 2018 atau tercatat sebesar Rp1,8 triliun dan meningkat sebesar Rp3,2 triliun pada Oktober 2019. Dana Pihak Ketiga pun mengalami peningkatan sebesar 170% per Oktober 2019 (yoy). Hal ini menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap Amar Bank yang semakin besar. Sementara itu, untuk Tunaiku sendiri telah menyalurkan dana sebesar Rp3 triliun kepada lebih dari 300,000 nasabah. Dengan diberikannya penghargaan ini, kami berharap dapat terus meningkatkan pertumbuhan dan memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia, khususnya yang belum terjangkau oleh layanan Bank,” jelasnya.
Indonesia Best Bank Award merupakan ajang penghargaan yang diadakan oleh Warta Ekonomi sebagai bentuk apresiasi terhadap kinerja industri perbankan di Indonesia dengan kinerja yang optimal dan memiliki kondisi perusahaan yang sehat.
Pendekatan penilaian untuk penghargaan ini adalah Profil Risiko (25%), Tata Kelola Perusahaan (20%), Rentabilitas (30%), Permodalan (15%), dan Kinerja Intermediasi (15%).
Data-data tersebut diperoleh dari laporan tahunan masing-masing bank dan publikasi resmi OJK.