Jakartakita.Com – Film bergenre horor sangat digandrungi masyarakat Indonesia.
Terbukti banyak film-film horor sukses di pasaran, seperti; Suzzanna: Bernapas Dalam Kubur, Pengabdi Setan, Danur: I Cant See Ghosts dan masih banyak lagi.
Hal yang sama juga ingin dialami film horor terbaru produksi Soraya Intercine Films yang berjudul “Jeritan Malam”, yang rencananya akan tayang serentak di bioskop Tanah Air mulai tanggal 12 Desember 2019.
“Kami pun ingin film ini bisa sukses dan menembus satu juta penonton. Karena kerja kami lumayan lama, hampir satu tahun dan mengeluarkan biaya yang cukup lumayan, jadi kami pun ingin break event point,” ucap Rocky Soraya dalam konferensi pers film “Jeritan Malam” di Plaza Senayan, Jakarta Selatan, Sabtu (7/12) malam.
Menurut Rocky, film ini tergolong mahal biaya produksinya karena syutingnya real set, artinya harus mendatangi lokasi-lokasi langsung di luar kota.
“Syuting real set lebih mahal karena harus syuting ke lokasi yang cukup jauh,” kata Rocky.
Film horor “Jeritan Malam” diangkat dari kisah nyata yang sempat viral di situs komunitas Kaskus.
Berawal dari Reza, yang baru diterima kerja di sebuah perusahaan. Ia harus tinggal di luar kota menempati sebuah mes perusahaan bersama dua orang temannya, Minto dan Indra yang sudah lebih dulu tinggal.
Ada juga Pak Dikin penjaga mes yang rumahnya di belakang mes.
Di mes yang merupakan sebuah rumah tua inilah, berbagai kejadian menyeramkan terjadi.
Dalam film yang ceritanya ditulis oleh Ade Prihatin ini, penonton banyak disajikan sederet adegan menegangkan yang membuat bulu kuduk berdiri.
Dari mulai munculnya suara-suara menyeramkan hingga penampakan arwah manusia berkepala buntung.
“Film “Jeritan Malam” tak sekedar menampilkan tontonan menyeramkan, tetapi juga mengangkat budaya Kejawen yang ada di Indonesia. Kepercayaan pada benda-benda pusaka, jimat seperti keris dan kujang sudah menjadi bagian dari kehidupan budaya Jawa di masa lalu hingga saat ini. Film ini juga ingin menyampaikan pesan kepada anak muda milenial yang hidup dengan budaya modern agar tetap menghargai budaya dan kearifan lokal. Dimana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Bukan soal percaya tidak percaya, tetapi soal bagaimana kita menghormati dan menghargai budaya dan tradisi sosial setempat. Sosok Reza digambarkan sebagai anak muda yang tidak bisa menghormati dan menghargai hal tersebut,” ungkap Rocky Soraya.
Film ini dibintangi oleh Herjunot Ali (Reza), Cinta Laura (gadis Sunda Bogor), dan Roy Marten (bapaknya Reza). Selain itu, ada Winky Wiryawan, Indra Brasco, Fuad Idris, D’Ratu, Silva Aprilia dan lain-lain. (Edi Triyono)