Jakartakita.com – Menyikapi perkembangan kasus pandemic Covid-19 yang kian meningkat dan dapat menginfeksi seluruh golongan usia, termasuk anak-anak, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memandang perlu untuk memberikan informasi yang benar kepada masyarakat.
Menurut Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI), DR. Dr. Aman B. Pulungan, Sp.A(K), FAAP, FRCPI (Hon), dalam situasi dan kondisi saat ini, diperlukan adanya transparansi data mengenai hasil tes dan cluster.
Selain itu, harus ada kesamaan batasan Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) guna menegakkan diagnosis pasti pada anak yang dicurigai mengidap Covid-19.
Juga diperlukan penelusuran yang pasti untuk dapat mengetahui dengan jelas sumber penularan penyakit tersebut pada anak.
“Oleh karena itu, Ikatan Dokter Anak Indonesia mengusulkan partial lockdown, setidaknya untuk kawasan Jabodetabek karena sudah diketahui banyak kasus dan sudah ada yang meninggal,” ucap Dr. Aman dalam sebuah kesempatan acara di Jakarta, Senin (16/3).
Di kesempatan yang sama, Perwakilan Unit Kerja Koordinasi (UKK) Respirologi Anak IDAI, Dr. Darmawan B. Setyanto, Sp.A(K) menyatakan, bahwa infeksi penyakit ini mirip dengan selesma atau common cold dengan gejala seperti batuk, pilek, dan demam sehingga menyulitkan dokter untuk dapat menegakkan diagnosis pasti Covid-19 tanpa adanya kejelasan sumber penularan.
Adapun Ketua UKK Infeksi dan Penyakit Tropis IDAI, DR. Dr. Anggraini Alam, Sp.A(K), menyatakan bahwa, infeksi ini menyebar dengan cepat dan diperlukan adanya self-isolation untuk turut diterapkan pada anak.
“Dokter harus mampu mengenali dan membuka pedoman kembali agar dapat melakukan tata-laksana yang tepat. Dokter juga harus dapat menjaga diri agar tetap sehat, serta keterlibatan laboratorium sehingga mudah dalam menegakkan diagnosis sehingga data real-time dapat terkumpul dengan baik,” jelasnya.
Sedangkan DR. Dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K), Ketua Bidang 3 PP IDAI dan konsultan tumbuh kembang – pediatri sosial menyampaikan, bahwa perilaku hidup bersih sehat diperlukan untuk dapat mencegah penyebaran infeksi penyakit ini.
“Mengetahui etika batuk dan bersin merupakan sebuah keharusan, serta cuci tangan sebelum makan dan sesudah adanya kontak dengan cairan tubuh. Nutrisi yang baik juga diperlukan untuk menjaga daya tahan tubuh anak,” jelasnya.
Ia menambahkan, sekolah yang ditutup harus dimanfaatkan untuk anak beristirahat dengan sebaik mungkin untuk tinggal di rumah dan bukan untuk berjalan-jalan ataupun mengunjungi kakek-nenek yang rentan terinfeksi. (Edi Triyono)