Jakartakita.com – Pada bulan April hingga Mei 2020, produksi padi di Indonesia dipastikan terus meningkat, karena adanya masa panen raya padi di beberapa daerah di Pulau Jawa.
Walaupun sedang ada pandemi Covid-19, tak menyurutkan langkah petani untuk melakukan panen raya tersebut.
Seperti yang dilakukan para petani di wilayah Kabupaten Semarang, yang menjadi salah satu lumbung padi di Provinsi Jawa Tengah.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Semarang, Wigati Sunu mengatakan, luas panen padi di Kabupaten Semarang bulan April ini tercatat sekitar 4.800 hektar, jauh lebih tinggi dibandingkan bulan Maret 2.800 hektar.
Pada bulan Mei nanti, diprediksi masih ada panen raya sekitar 2.600 hektar.
“Dari luas panen tersebut, produksi padi di Kabupaten Semarang bulan ini akan tercapai sekitar 23 ribu ton gabah kering giling atau setara 13.600 ton beras dengan harga sekitar Rp 4.200 per kilogram,” ujar Wigati Sunu dalam siaran pers, Jumat (10/4).
Sunu menyebutkan, salah satu wilayah yang tengah melakukan panen raya padi adalah Kecamatan Kaliwungu.
Kecamatan ini, pada bulan April ini akan melakukan panen seluas 483 hektar yang tersebar di 8 desa.
Dengan produktivitas rata-rata sebesar 7,9 ton/hektar, maka Kecamatan Kaliwungu akan memberikan kontribusi produksi padi untuk Kebupaten Semarang sebesar 3.815 ton gabah kering giling.
“Oleh karena itu, agar setelah panen, (para petani) segera melakukan gerakan percepatan pengolahan tanah dan tanam kembali. Hal ini karena sebentar lagi memasuki masa tanam kedua dan mengantisipasi kekurangan air karena akan memasuki musim kemarau,” jelasnya.
Lebih lanjut Sunu mengapresiasi semangat petani, khususnya Kelompok Tani Haur Tutul yang telah berkontribusi terhadap ketersediaan pangan di Kabupaten Semarang.
“Keberhasilan ini semua tidak terlepas dari support Bupati Semarang serta bimbingan dari jajaran Dinas Pertanian, terutama para penyuluh pertanian,” ucapnya.
Adapun dalam melaksanakan budidaya pertanian, khususnya di tengah wabah Covid 19, menurut Sunu, pihak Dinas Pertanian selalu mengingatkan agar para petani selalu menerapkan social distancing dan physical distancing.
“Para penyuluh di lapangan meminta petani tidak berkerumun dan mengatur jarak antar petani minimal 1 sampai 2 meter, serta himbauan untuk selalu memakai masker,” katanya.
Lebih lanjut Sunu mengungkapkan, upaya yang dilakukan daerahnya tentunya mendapat dukungan penuh dari Kementerian Pertanian (Kementan).
Untuk Kecamatan Kaliwungu saja, sudah banyak bantuan yang diterima mulai dari bibit, alat mesin pertanian, mesin penggilingan/RMU dan bantuan asuransi hingga dana Kredit Usaha Rakyat (KUR).
“Yang paling penting adalah sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam membangun pertanian. Kami ingin masa panen raya seperti saat ini masyarakat memperoleh pangan dengan mudah, namun petani tetap mendapatkan harga yang menguntungkan,” terangnya.
Di tempat terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi mengatakan, panen raya di Kabupaten Semarang sudah dimulai sejak Maret 2020.
“Sesuai arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, pertanian atau penyediaan pangan tidak boleh berhenti terutama dalam melawan masa wabah virus corona. Ini saatnya kita menjadi pahlawan pangan untuk menyelamatkan bangsa. Pastikan jangan sampai ada pangan yang tertahan,” ujarnya.
Oleh karena itu, tegas Suwandi, pihak Kementan bersama dengan pemerintah daerah dan para mitra akan terus menjaga stok apalagi menjelang bulan puasa. Sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, ketersediaan, distribusi dan harga pangan selama pandemi Covid-19 harus aman termasuk beras, sebab beras merupakan komoditas pangan paling utama.
“Langkah lain untuk menghadapi musim panen yaitu dengan Komando Strategi Penggilingan Padi, sebagai ide dari Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo untuk menjaga kestabilan harga saat puncak panen raya. Terobosan ini bisa menyerap gabah langsung dari petani, dan baru-baru ini Kemendag juga mengeluarkan harga gabah baru dan kami berharap, Bulog bisa menyesuaikan peraturan tersebut,” tandasnya. (Edi Triyono)