Jakartakita.com – Amar Bank, dengan produk unggulan, Tunaiku, berkomitmen untuk membantu usaha mikro agar dapat bertahan melewati bulan-bulan yang yang sulit pada kuartal kedua ini.
“Kami siap untuk membantu meringankan beban pengusaha mikro dan tidak akan membiarkan usaha mikro turun,” ujar Vishal Tulsian, Presiden Direktur Bank Amar melalui siaran pers, Selasa (21/4).
Lebih jauh, Vishal mengaku optimis bahwa kinerja perekonomian akan membaik di kuartal ketiga.
“Kami optimis untuk menggenjot kinerja di kuartal ketiga. Untuk saat ini, Amar Bank memiliki rasio kecukupan modal (CAR) yang kuat, yakni lebih dari 45%, sehingga kami dapat menyerap setiap risiko yang potensial akibat dampak dari Covid-19,” ujarnya menambahkan.
Di sisi lain, untuk meminimalkan risiko dampak virus corona, Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan pada level 4,5%.
Menanggapi hal tersebut, Vishal menilai, bahwa penurunan suku bunga lebih lanjut tidak diperlukan saat ini.
“Saat ini, yang dibutuhkan adalah restrukturisasi pinjaman usaha mikro dan yang saya amati, semua bank sudah mengambil langkah tersebut. Amar Bank sendiri berkomitmen untuk mendukung penuh ekosistem bisnis. Kami optimis akan ada banyak peluang pasca situasi krisis kesehatan ini, yang terpenting adalah sinergi semua pihak untuk saling meringankan beban di kuartal kedua ini, untuk nanti bersama-sama kembali mengejar pertumbuhan di kuartal ketiga,” terangnya.
Berdasarkan laporan keuangan tahun 2019 lalu, kredit Amar Bank tercatat meningkat sebesar 33% dan dana pihak ketiga (DPK) meningkat sebesar 61%, sementara aset bertumbuh sebesar 84% di angka lebih dari 3 triliun rupiah. Untuk profit, terjadi peningkatan sebesar 365% dari tahun sebelumnya.
Melalui Tunaiku, Amar Bank telah menyalurkan kredit kepada lebih dari 100 ribu UMKM dan jumlahnya mencapai angka Rp2 triliun sepanjang 2019, atau meningkat sebesar 100% dari tahun 2018.
Sebelumnya, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyatakan secara umum kondisi perbankan masih stabil, yang ditunjukkan oleh beberapa indikator industri perbankan per Februari 2020, diantaranya; tingkat permodalan mencapai 22,27%, kondisi likuiditas yang relatif cukup dengan LDR mencapai 91,76%. Sementara ROA terpantau di level 2,46%.
Selain itu, simpanan juga masih menunjukkan pertumbuhan year on year positif yakni sebesar 7,77%, bahkan data harian di akhir Maret 2020 memperlihatkan peningkatan pertumbuhan menjadi 9,79% secara year on year. (Rully)