Ini Alasan Mengapa Rekomendasi Cegah Covid-19 Wajib Kita Patuhi

foto : ilustrasi (ist)

Jakartakita.com – Imbauan agar masyarakat berdiam di rumah dulu saat ini dan melakukan Pembatasan Sosial Berskala adalah bagian dari rekomendasi Pemerintah saat pandemi Covid-19.

Pesan ini pun disampaikan oleh berbagai perusahaan, lembaga dan instansi yang memanfaatkan media sosial dan media massa untuk berbagi tips dan pengetahuan tentang cara menyikapi pandemi.

Sebut saja, bekerja dan belajar di rumah, menjaga jarak terutama dengan mereka yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan, dan tidak berkerumun.

Cara ini diyakini dapat memutuskan rantai penyebaran virus Covid-19. Rekomendasi lainnya adalah menggunakan double masker saat berada di luar rumah, rajin mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, dan tidak menyentuh daerah wajah, kemudian menerapkan etika batuk bagi yang mengalami sakit pernafasan serta menghindari kontak dengan ternak dan hewan liar.

Menurut Section Head of Claim Sequis, dr. Yosef Fransiscus, sebenarnya, banyak informasi tentang virus ini dapat kita temukan di sekitar kita.

Sayangnya, sebagian orang masih kurang memahami bahwa virus ini sangat mudah menular sehingga sering menganggap remeh.

“Karakter penyebaran Covid-19 sangat cepat meluas, misalnya saja ada penderita yang berdahak atau bersin, sebarannya bisa mencapai radius 3 meter bahkan dapat mencapai hingga 6 meter jika penderita batuk dan bersin yang kuat. Buruknya, jika sudah terpapar dan terinfeksi virus ini bisa melemahkan sistem imun. Dalam 6 jam virus masuk ke dalam tubuh sistem kekebalan tubuh bisa mulai terganggu. Walau ada juga yang dapat bertahan 14 hari tanpa gangguan kesehatan. Jadi, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak patuh pada aturan jaga jarak (physical distancing),” ungkap dr. Yosef dalam siaran pers yang diterima Jakartakita.com, baru-baru ini.

Lebih lanjut dijelaskan, virus ini merupakan jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia.

Sebelumnya, ada dua jenis corona virus yang dalam catatan sejarah peradaban manusia pernah menjadi wabah, yaitu Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Berdasarkan kejadian MERS dan SARS yang pernah mewabah sebelumnya, penularan dari manusia ke manusia dapat terjadi melalui droplet, kontak, dan benda yang terkontaminasi.

Para ahli pun meyakini bahwa Covid-19 pun dapat menular dengan cara yang sama.

Tambahan lagi, virus ini memiliki ukuran 80-150 nano micro. Ukuran partikel sangat kecil ini lah yang menyebabkan virus mudah terbang, terbawa udara, dan menularkannya melalui udara (airborne desease).

Virus ini juga biasa menembus masker pelindung, hinggap di lengan atau baju, dan saat masker terbuka akan terhirup.

Ditambahkan, mereka yang tergolong rentan tertular virus ini, yaitu yang daya tahan tubuhnya lemah, sering bepergian ke luar negeri, atau memiliki riwayat penyakit saluran pernafasan, seperti pneumonia, TBC, asma karena virus ini membantu virus dan kuman lainnya untuk menyerang saluran pernafasan dan menurunkan sistem imun.

Untuk mengetahui apakah sudah terjadi penularan dapat dilihat pada manifestasi klinis yang biasanya muncul dalam 2 hari hingga 14 hari setelah paparan.

“Seperti yang sering kita dengar, bahwa gejala umum terinfeksi dapat dicurigai jika ada gangguan pernapasan akut, seperti demam, batuk kering tak kunjung reda dan sesak napas. Jika kasusnya berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian,” jelasnya lagi.

Oleh sebab itu, Dr. Yosef mengingatkan bahwa kepatuhan kita melaksanakakan rekomendasi dan mengingatkan kepada keluarga dan sekitar kita adalah bentuk tanggung jawab pada keberlangsungan rantai kehidupan manusia pada masa mendatang.

Selain itu, patuh pada rekomendasi juga berarti mengasihi sesama karena tidak ingin menularkan pada orang lain.

“Kita tidak ingin jumlah korban terus bertambah. Untuk itu, patuhi rekomendasi agar kita dapat ikut serta melihat Indonesia dan dunia dapat pulih kembali,” tandasnya.

coronaCovid-19pandemiPembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)Sequislifesocial distancingvirus
Comments (0)
Add Comment