Jakartakita.com – Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya memperkuat sektor pertanian terutama dalam menghadapi dampak setelah virus corona atau covid-19, terhadap semua sendi kehidupan khususnya perekonomian.
Salah satu akselerasinya, yakni dengan memperkuat pengawasan keamanan dan mutu pangan melalui Badan Karantina Pertanian yang menggandeng TNI dan Polri.
“Kami hadir di Jawa Barat hari ini melakukan gerakan pengendalian diseluruh pengendalian airport dan pelabuhan yang ada untuk memastikan bahwa operasi terpadu antara jajaran pemerintahan yang diwakilkan Kepala Badan Karantina Pertanian bersama TNI dan Polri melakukan upaya-upaya pengawasan yang ada di seluruh Indonesia. Saya juga menyampaikan penghargaan dan mengucapkan terima kasih kepada TNI dan Polri atas sinergi yang telah terjalin kuat,” kata Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo saat membuka gelar Pengawasan dan Penindakan Karantina Pertanian di Lembang, Selasa (16/6).
Hadir dalam kegiatan ini, diantaranya; Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, Pangdam III/Siliwangi, Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto, Kapolda Jawa Barat, Irjen Pol Rudy Sufahriadi dan Bupati Bandung Barat, Aa Umbara.
Dalam sambutannya, Mentan Syahrul mengungkapkan, dalam gerakan pengendalian ini dilakukan pemusnahan atau penghapusan terhadap temuan-temuan yang berbahaya yakni di 50 lebih pelabuhan.
Badan Karantina Pertanian mencatat, bahwa sejak Januari hingga Juni 2020 telah melakukan penahanan, penolakan dan pemusnahan komoditas pertanian yang berbahaya dan ilegal asal luar negeri sebanyak 7.056 kali. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan periode sama di tahun 2019 yang hanya 3.841 kali.
“Saya kira ini penting agar betul-betul pintu keluar masuk kita bisa berfungsi lebih maksimal didalam menjaga berbagai komoditas yang masuk maupun keluar. Dengan demikian dalam kondisi aman sesuai norma-norma penyelenggaraan komoditas yang ada,” paparnya.
Lebih lanjut Syahrul menegaskan, gerakan pengawasan keamanan dan mutu pangan merupakan salah satu akselerasi dalam mempertangguh sektor pertanian guna menjawab pelemahan ekonomi pasca covid-19.
Kementan melalui
Badan Karantina bertugas mensortir semua lingkup komoditas apa saja yang masuk
ke Indonesia dan juga mensortir agar tidak semua komoditas Indonesia yang
dikirim keluar untuk diperdagangkan dan layak dikonsumsi.
“Oleh karena itu, tugas ini memang
kelihatannya sederhana tapi sebenarnya mengandung sebuah inti yang sangat
sangat fundamental. Dapat dibayangkan, kalau
impor sebuah barang bibit yang dikirim masuk ke dalam negeri oleh siapa saja
dan mengandung, katakanlah mengandung virus yang berbahaya, bukan saja virus corona,
maka ini akan merusak kita semua. Oleh karena itu,
Karantina Pertanian bersama TNI dan Polri kita bisa menjaga keluar masuknya
penyakit,” tegasnya.
Ditambahkan, untuk menjamin keamanan dan meningkatkan ketahanan pangan, Kementan juga melakukan karantina pertanian melalui online sistem. Oleh karena itu, sesudah covid-19 atau sesudah perlambatan-perlambatan yang lain yang diakibatkan covid-19, dipastikan nantinya akselerasi ini akan kembali muncul dengan baik.
“Saya ingin menyampaikan, hari ini bersama Gubernur Jawa Barat berbagai hal akibat dampak covid-19, khususnya dalam mengakselerasi pertanian untuk menjawab kepentingan masyarakat lebih luas, khususnya Jawa Barat, kita telah sepakat sama-sama mengakselerasinya. Kita sepakat untuk kompak melakukan upaya-upaya agar masyarakat tetap produktif walau hidup dalam kondisi baru atau kondisi normal sesudah covid-19 yang ada,” tuturnya.
Di kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil memberikan acungan jempol terhadap kinerja sektor pertanian khususnya di masa pandemi covid- 19. Sebab, hasil penelitian Universitas Pajajaran menyatakan, sektor ekonomi yang paling tangguh di seluruh dunia dan juga Indonesia adalah pertanian. Pertanian, peternakan, perikanan pokoknya semua yang terhubungan dengan alam itu ternyata tidak terpengaruh terlalu besar.
“Kemudian dari statistik Jawa Barat, orang yang terkena covid rata-rata orang kota, orang makin ke desa ke kabupaten itu covid-nya juga makin sedikit. Karena covid ini penyakit kerumunan, makin padat potensi makin besar, makin tidak berkerumun makin sedikit,” ujarnya.
Lebih lanjut Ridwan mengatakan, terobosan yang dijalankan Kementan saat ini dan pasca covid-19 adalah sejalan dengan yang dikonsepkan bahkan sudah dijalankan pemerintah Provinsi Jawa Barat. Yakni membangun digitalisasi pedesaan dan di sektor pertanian, memperkuat teknologi pertanian berbasis teknologi 4.0.
“Nah, itulah
kenapa kami juga akan berkampanye, pasca covid para lulusan perguruan tinggi
tidak usah ke kota-kota lagi, tinggal aja di desa tapi rejeki kota dan
bisnisnya mendunia dan salah satu yang kita siapkan adalah digitalisasi
pedesaan. Kemudian, teknologi pertanian memakai drone dan kami
juga punya aplikasi bisa mengetahui antara pasar pertanian dengan tanah koordinat
itu bagaimana bisa matching,”
ucapnya.
“Selama ini petani hanya pakai feeling,
yang lakunya kentang, dimana-mana nanam kentang. Padahal kemiringannya tidak
cocok dan kualitas tanah tidak cocok. Aplikasi yang sedang kita bangun itu akan
menginformasikan pasar dimana, produk pertanian yang lagi naik apa, dihubungkan
dengan geografis lahan nanti di-matching-kan dengan produk yang pas,” lanjut Ridwan.
Pemetaan Zona Rawan
Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil memaparkan, pihaknya melakukan inovasi berupa pemetaan zona rawan untuk memperkuat pengawasan di lapangan oleh jajarannya.
Ini salah satu upaya untuk memitigasi resiko wilayah-wilayah yang selama ini menjadi entry points dari pangan dan komoditas pertanian ilegal masuk ke wilayah kita.
“Pemasukan pangan atau komoditas illegal atau tidak adanya jaminan pemenuhan aspek kesehatan dan keamanan pangan yang dikonsumsi masyarakat. Dan ini dapat berdampak negatif dalam upaya Kementerian Pertanian dalam membangun swasembada pangan,” paparnya.
Sementara itu, dalam kegiatan ini, Mentan Syahrul juga memberikan penghargaan atas dukungan operasional kepada Laksda TNI, Didik Setiyono sebagai Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Laut, Mayjen TNI, Bakti Agus Fadjari sebagai Asisten Teritorial Kepala Staf Angkatan Darat dan Irjen Pol Drs. Erry Rudolf Nahak sebagai Asisten Kapolri Bidang Operasi.
Mentan Syahrul juga bersama Gubernur Jawa Barat, Pangdam III Siliwangi dan Kapolda Jabar menyaksikan secara daring patroli gabungan Kementan bersama pihak TNI dan POLRI di laut, darat dan penyeberangan serta pemusnahan komoditas pertanian impor ilegal dan berbahaya. (Edi Triyono)