Jakartakita.com – Dalam rangka memeriahkan HUT kemerdekaan RI yang ke-75 serta untuk terus melestarikan budaya Indonesia, Synthesis Residence Kemang dan komunitas Perempuan Pelestari Budaya bersinergi menggelar acara Wastra Sikka, yakni program virtual-charity fashion show yang sekaligus dapat mewujudkan kepedulian terhadap pelestarian budaya Indonesia, melalui fashion dalam bentuk tenun Sikka seperti yang dihasilkan oleh perempuan-perempuan di Maumere, Nusa Tenggara Timur.
Dalam siaran pers, Senin (24/8), Komunitas Perempuan Pelestari Budaya, Diah Kusumawardani Wijayanti mengatakan, sebagai komunitas yang memiliki anggota dari beragam profesi, suku bangsa dan agama, pihaknya sangat menyadari pelestarian budaya tradisional dan nilai-nilai luhur yang terkandung didalamnya merupakan tanggung jawab seluruh elemen masyarakat.
“Kain tenun Sikka yang kami bawakan ini adalah asli hasil kerajinan dari ‘mama-mama’ pengrajin di Maumere, NTT. Melalui pembelian kain tenun Sikka secara online lewat ZOOM ini, Anda juga sudah membantu para pengrajin di masa pandemi global saat ini. Selain itu, dengan mengadopsi dan mengunakan kainnya secara fashionable juga bisa menjadi salah satu cara membangkitkan semangat pengrajin tenun untuk terus berkembang,” ujar Diah.
Acara yang diselenggarakan melalui platform ZOOM meeting dan live Instagram (22 Agustus 2020), menampilkan komunitas Perempuan Pelestari Budaya sebagai model dengan mengenakan kain tenun Sikka yang dikreasikan sedemikian rupa menjadi pakaian yang tidak hanya cantik namun juga bernilai seni dan sosial.
“Kolaborasi ini juga menjadi wujud kecintaan kami terhadap negeri ini dengan tidak hanya mengembangkan properti, tapi juga membangun komunitas, sosial dan budaya agar bangsa kita tetap bisa berkarya lebih baik apalagi saat ini Indonesia tengah berada pada kondisi ekonomi yang sedang lemah selama pandemi Covid-19,” ungkap Dwie Handayani, Channel Manager of Synthesis Development.
Asal tahu saja, Synthesis Residence Kemang menjadi sebuah hunian vertikal dengan konsep yang sarat khas budaya Indonesia.
Proyek apartemen yang dibangun di atas lahan seluas 2 hektare (ha) dengan total hunian 1.188 unit ini, mengangkat budaya Jawa dengan nilai universal yang ditunjukan melalui konsep arsitektur berupa hadirnya sentuhan Batik Kawung dan Pendopo Rumah Joglo.