Jakartakita.com – Kepulauan Seribu merupakan salah satu Kabupaten di DKI Jakarta. Mayoritas penduduknya bekerja sebagai nelayan, sektor perdagangan, dan wisata.
Adapun sektor pariwisata menjadi potensi unggulan Kepulauan Seribu. Selain itu, Kepulauan Seribu juga dikenal sebagai salah satu daerah penghasil komoditas rumput laut dengan kualitas bagus dan andalan ekspor di Indonesia.
Namun, pandemi covid-19 sangat berdampak pada masyarakat Kepulauan Seribu. Sektor wisata yang lumpuh selama pandemic, mengakibatkan permintaan tangkapan ikan juga menurun, harga ikan pun turun drastis. Hal ini membuat sebagian masyarakat nelayan di Kepulauan Seribu kehilangan mata pencaharian.
Menyikapi hal ini, Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) melalui program studi Teknologi Industri Cetak Kemasan (TICK) berinisiatif untuk membantu meringankan permasalahan nelayan dan masyarakat Kepulauan Seribu melalui program pengabdian masyarakat.
Program pengabdian ini dilaksanakan dengan menjalin kerjasama dengan Yayasan Durrotun Nasihin yang berlokasi di Pulau Pramuka, Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, dengan mendukung pemasaran produk olahan rumput laut melalui jaringan online, sekaligus melaksanakan program peningkatan kesadaran masyarakat terhadap kebersihan dan kesehatan dalam menghadapi dampak Covid-19.
Mewakili Ketua Jurusan Teknik Grafika dan Penerbitan, Kepala Program Studi Teknologi Industri Cetak Kemasan (TICK) Muryeti, MS.i mengatakan, bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan kelompok masyarakat (nelayan) agar mandiri secara ekonomi.
“Sesuai dengan tema pengabdian masyarakat tahun ini yaitu ‘Pemasaran Produk Pangan Rumput Laut Dalam Pemberdayaan Masyarakat Kepulauan Seribu Menghadapi Dampak Covid-19’, pengabdian prodi ini memang ditujukan kepada masyarakat maupun UMKM dalam implementasi keilmuan yang kita miliki, fungsinya itu membantu masyarakat ataupun UMKM. Pada kesempatan kali ini, kita menggandeng kerja sama dengan Yayasan Durrotun Nasihin. Yayasan ini sudah dikenal memiliki kontribusi kepada nelayan dan masyarakat di Kepulauan Seribu dengan mendukung program pemasaran produk rumput laut di kepulauan seribu,” jelas Muryeti.
Adapun peresmian kegiatan acara terpaksa harus dilakukan secara virtual melalui aplikasi zoom meeting, yang berlangsung pada Rabu (16/9). Hal ini dikarenakan kondisi yang tidak memungkinkan untuk berkunjung langsung ke lokasi pelaksanaan pengabdian akibat mulai diberlakukan kembali PSBB di wilayah Jakarta. Namun kondisi pengabdian virtual secara daring ini tidak mengurangi makna dan tujuan dari pengabdian itu sendiri.
“Karena ada penyebaran virus covid-19, kita dari prodi ingin membantu masyarakat di Kepulauan Seribu dan sekitarnya dengan memberikan bantuan berupa alat kesehatan untuk mencegah penyebaran virus Corona di masyarakat dan lingkungan sekitar kita,” tegas Muryeti.
Ditambahkan, kegiatan pengabdian ini merupakan salah satu kegiatan Tridharma perguruan tinggi yang menjadi kewajiban bagi setiap dosen, selain pengajaran dan penelitian. Peserta kegiatan pengabdian ini merupakan masyarakat Pulau Pramuka, dan Pulau lain di sekitarnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Hj. Setiawati yang mewakili masyarakat Kepulauan Seribu menyampaikan ucapan terima kasihnya.
“Kami dari Yayasan Durrotun Nasihin yang sudah berjalan 4 tahun, saat ini kami sudah banyak bergerak di bidang sosial kegiatan kemasyarakatan. Kami mengucapkan terima kasih, semoga dibalas oleh Allah SWT. Untuk selanjutnya, kami sangat ingin sekali Bapak Ibu PNJ dapat hadir langsung melihat kami disini, kami akan menyambut dengan senang hati,” ucapnya.
Asal tahu saja, kegiatan pengabdian ini dilakukan secara bertahap, diawali riset sederhana terkait permasalahan yang dialami oleh UMKM atau para nelayan di Kepulauan Seribu, seperti kendala pemasaran produk, kurang menariknya kemasan yang digunakan produk, kendala pendistribusian produk, dan permasalahan pengolahan produk.
Tahun pertama prodi TICK fokus untuk mendukung program pemasaran online produk rumput laut melalui kemitraan.
Tahun selanjutnya, diharapkan dapat berlanjut kepada pengembangan kemasan dan pelatihan pengolahan produk pangan hasil kelautan.
“Harapannya, kedepannya kegiatan ini bisa berlanjut dan kita diberikan kesempatan untuk melakukan pengabdian lagi untuk membuat kemasan produk rumput laut bisa lebih baik lagi. Mudah-mudahan kegiatan ini bisa bermanfaat bagi masyarakat Kepulauan Seribu,” tandas Muryeti. (Novi)