Jakartakita.com – Masa pandemi seperti saat ini, diperkirakan memicu peningkatan terhadap kehamilan tidak direncanakan, setidaknya lebih dari 400 ribu kelahiran.
Angka tersebut dinilai dapat mengancam keberhasilan program KB di Indonesia, termasuk beberapa tujuan kesehatan Indonesia yang berfokus kepada pencegahan stunting dan juga keberhasilan bonus demografi.
Untuk mengantisipasi melonjaknya angka kehamilan tidak direncanakan, BKKBN bersama DKT Indonesia berkolaborasi mengusung iklan layanan masyarakat ‘Gerakan KB Mandiri di Masa Pandemi’ lewat kegiatan komunikasi di media massa, khususnya Televisi Nasional.
Melansir siaran pers yang diterima Jakartakita.com, baru-baru ini, Kepala BKKBN Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) disebuah kesempatan acara mengungkapkan, “Di lingkungan kita, masih banyak pasangan usia subur yang tidak ingin hamil namun belum menggunakan alat kontrasepsi, khususnya bagi yang baru saja melahirkan. Di Indonesia sendiri, ada sekitar 4,7 juta hingga 5 juta kelahiran setiap tahunnya, atau setiap 500 ribu perempuan ada 5 ribu perempuan di Indonesia yang hamil dan melahirkan setiap tahunnya. Untuk itu, penting untuk menggunakan kontrasepsi guna menjaga jarak dan membatasi kehamilan.”
Ditambahkan, “Selain itu, jarak kehamilan juga sangat berpengaruh terhadap kejadian stunting, jarak birth to birth interval lebih dari 3 tahun terbukti lebih banyak mengurangi kejadian stunting dibandingkan dengan jarak kelahiran kurang dari 2 tahun yang hampir dua kali lipat meningkat kejadian stunting-nya, sehingga kontrasepsi menjadi pilihan untuk menjaga jarak antar kehamilan setidaknya lebih dari 36 bulan.”
Di kesempatan yang sama, President Director DKT Indonesia, Juan Enrique Garcia mengatakan, “Saat ini masih banyak masyarakat yang enggan menggunakan kontrasepsi karena berbagai mitos yang beredar di masyarakat seperti berat badan naik, jerawatan, dan haid tidak teratur, dan belum tentu kebenarannya. Selain itu, Covid-19 semakin menurunkan partisipasi masyarakat untuk menggunakan kontrasepsi modern, dikarenakan banyak masyarakat yang takut pergi ke klinik.”
“Untuk itu, selain mendorong masyarakat untuk ber-KB dengan mendatangi klinik dokter maupun bidan secara langsung, kami juga ingin mendorong masyarakat untuk melakukan KB mandiri, salah satunya dengan penggunaan kondom ataupun Pil KB yang bisa didapatkan secara mandiri,” tandasnya.