Jakartakita.com – Perubahan iklim secara nyata telah berdampak terhadap kehidupan masyarakat Indonesia terutama di wilayah pesisir.
Banjir rob dan kenaikan permukaan laut merusak rumah warga, nelayan makin sulit menangkap ikan, petani gagal panen, dan air bersih makin langka.
Krisis tersebut mendesak berbagai pihak untuk melakukan aksi dalam mengatasi perubahan iklim.
Di acara webinar bertajuk “Komunitas Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dalam Perubahan Iklim,” Rabu (28/10) yang merupakan bagian dalam rangkaian Pekan Diplomasi Iklim Uni Eropa, Dr. I Nyoman Radiarta, S.Pi. M.Sc selaku Kepala Pusat Riset Kelautan Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Kementerian Kelautan dan Perikanan mengatakan, perubahan iklim telah berdampak terhadap ekosistem laut dan pesisir pantai.
“Contohnya produksi ikan lemuru di Selat Bali yang turun drastis dari sebelumnya 30 ribu ton per tahun menjadi 5 ribu ton saja,” ujarnya.
Di kesempatan yang sama, Devirisal Djabumir dari Pemuda Peduli Lingkungan Asri dan Bersih Duta (Pepelingasih Kemenpora RI) dan Pendiri Sekolah Mimpi di Maluku mengatakan, perubahan iklim juga telah dirasakan oleh masyarakat di Kepulauan Aru di Maluku.
Setidaknya ada lima sektor yang paling terdampak, mulai dari perikanan, perhubungan laut, pertanian, pemukiman masyarakat dan air bersih yang sulit didapat.
Pria yang akrab disapa Dave ini menambahkan, “Perubahan iklim merupakan ancaman yang nyata sehingga perlu adanya kesadaran dan upaya kolektif untuk menanggulanginya. Mengusung semangat sumpah pemuda, mari kita berkontribusi menahan laju perubahan iklim,” serunya.
Pernyataan senada juga disampaikan, Ketua Umum Maritim Muda Indonesia Kaisar Akhir, SIK, M.Sc.
“Pemuda bisa menyampaikan pesan-pesan, kampanye dan edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap perubahan iklim, dan juga menjadi teladan bagi masyarakat lainnya untuk terlibat dengan kebiasaan rendah karbon dan aktivitas hemat energi,” ujarnya.
Sebagai organisasi kepemudaan nasional di bidang kemaritiman yang dibentuk sejak 2018, Maritim Mudia Indonesia secara kontinu menanggapi isu-isu strategis kemaritiman serta turut serta dalam bentuk aksi nyata kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Sementara itu, Dr. Giuseppe Palma dari ASSOITTICA, Asosiasi Perusahaan Makanan Laut Nasional Italia menyebutkan, perubahan iklim berpengaruh terhadap tangkapan ikan dari nelayan yang semakin menurun, sementara jumlah konsumsi diprediksi meningkat tiap tahunnya.
“Diperlukan kerjasama lintas negara untuk bisa menanggulangi isu ini dan menjaga ketersediaannya di tahun-tahun mendatang,” jelasnya.