Jakartakita.com – Menurut American Diabetes Association, penderita diabetes sangat rentan terhadap komplikasi serius yang ditimbulkan oleh infeksi virus.
Sehubungan dengan virus SARS CoV-2 penyebab Covid-19, penderita diabetes yang positif terjangkit Covid-19 cenderung mengalami gejala dan komplikasi parah bahkan kematian, jika kadar gula darah tidak terkontrol.
Menyadari hal itu, sekaligus dalam rangka Hari Diabetes Sedunia yang jatuh setiap tanggal 14 November mendatang, Nutrifood bekerja sama dengan BPOM dan ADINKES mengedukasi tenaga kesehatan dari level Puskesmas hingga Rumah Sakit mengenai manajemen diabetes selama pandemi Covid-19.
Kegiatan edukasi kali ini, diadakan dalam bentuk webinar dan dihadiri oleh 300 tenaga kesehatan dari seluruh Indonesia.
Menurut Angelique Dewi, Head of Corporate Communication Nutrifood, sebagai perusahaan yang memiliki misi menginspirasi masyarakat Indonesia untuk hidup sehat dan menyenangkan melalui pengaturan asupan Gula, Garam dan Lemak (GGL), Nutrifood aktif berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan dalam rangka mengedukasi #BatasiGGL serta risiko diabetes dan cara pencegahannya.
“Oleh karena itu, Nutrifood percaya kolaborasi strategis adalah kunci memperbesar dampak positif bagi masyarakat. Memperingati Hari Diabetes Sedunia 2020, Nutrifood menggandeng BPOM dan ADINKES untuk mengedukasi tenaga kesehatan terkait pentingnya manajemen diabetes, terutama dengan tingginya tingkat fatalitas COVID-19 pada penderita diabetes,” kata Angelique Dewi saat jumpa pers dengan media yang disiarkan secara virtual, Selasa (10/11/2020).
Ketua ADINKES, dr. M. Subuh, MPPM mengatakan, berdasarkan data yang diperoleh ADINKES dari BPJS Kesehatan, sepanjang pandemi Covid-19 terjadi penurunan pemenuhan rasio pasien prolanis terkendali/RPPT (termasuk diabetes melitus) yaitu turun hampir 50% (data bulan Februari 2020 dibandingkan Mei 2020) di seluruh Indonesia; hal ini termasuk karena menurunnya angka kontak peserta JKN ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) juga sejumlah 42%.
Di sisi lain, mayoritas fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan cukup terfokus untuk menangani pasien positif COVID-19, sehingga kapasitas pelayanan untuk penderita diabetes tidak semaksimal sebelumnya.
Hal ini ditambah Riset Kesehatan Dasar menunjukkan sekitar 70% pasien diabetes melitus tidak terdiagnosis (mengetahui kasusnya), angka ini sangat tinggi untuk perlu manajemen deteksi ke depan.
“Jika hal ini tidak ditangani dengan baik, maka kondisi kesehatan penyandang diabetes bisa terus memburuk serta komplikasi penyakit akibat diabetes melitus akan semakin tinggi. Oleh karena itu, penting bagi penderita diabetes dan tenaga kesehatan untuk menguasai manajemen diabetes selama pandemi COVID-19 serta melaksanakan SPM Kesehatan terkait diabetes melitus secara baik,” jelasnya.
Sementara itu, manajemen diabetes tidak terbatas pada tenaga kesehatan, namun juga harus dilakukan oleh penderita diabetes itu sendiri.
Selama pandemi Covid-19, kesehatan pasien diabetes bisa memburuk dengan adanya perubahan pola hidup seiring dengan peraturan PSBB oleh beberapa pemerintah daerah.
Kurangnya aktivitas fisik, diet tidak seimbang, level stres yang tinggi serta menurunnya kunjungan kontrol ke FKTP akibat pandemi juga dapat memperburuk kesehatan pasien diabetes yang menjadi tantangan Puskesmas dan FKTP lainnya untuk segera memperbaiki penanganan pasien diabetes melitus.
“Kondisi kesehatan diabetesi yang memburuk juga bisa dikaitkan dengan gaya hidup tidak sehat, seperti konsumsi GGL (Gula, Garam, Lemak) berlebih, di mana salah satunya karena kurang mencermati informasi nilai gizi pada label pangan olahan. Untuk menjaga kadar gula darah normal, diabetesi harus menerapkan pola hidup sehat di antaranya dengan membatasi konsumsi GGL, yaitu 50 gram gula per hari; 5 gram garam per hari; dan 67 gram lemak per hari. Salah satu upaya membatasi asupan tersebut, diabetesi harus mencermati informasi nilai gizi sebelum mengonsumsi pangan olahan, agar dapat mengonsumsi produk sesuai kebutuhan nutrisi harian. Tentunya aktifitas fisik yang cukup, dan pengendalian stress juga perlu dilakukan,” ujar Kasubdit Standardidasi Pangan Olahan Tertentu, Direktorat Standardisasi Pangan Olahan BPOM, Yusra Egayanti, S.Si, Apt, MP.
”Karena itu, penting bagi masyarakat untuk menjalani gaya hidup sehat agar terhindar dari diabetes, sedangkan bagi diabetesi diharapkan lebih waspada selama masa pandemi Covid-19. Baik orang tanpa diabetes maupun penderita diabetes dianjurkan untuk terus menjaga pola makan sehat, menjaga berat badan, rutin berolahraga, mengonsumsi makanan tinggi serat, memperhatikan porsi dan waktu makan, serta membatasi GGL sesuai anjuran Kementerian Kesehatan RI. Selain itu, untuk mencegah risiko terinfeksi Covid-19, disarankan untuk menjaga kebersihan diri termasuk sering cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, beraktivitas di rumah saja, istirahat cukup, dan jaga jarak serta gunakan masker saat berada di tempat umum,” pungkas Angelique Dewi. (Rully)