Jakartakita.com – Kementerian Pertanian memberikan perhatian serius terhadap upaya pengentasan daerah rentan rawan pangan. Salah satunya diwujudkan melalui kegiatan Pertanian Keluarga.
Adapun wilayah Papua ditetapkan menjadi lokasi utama Kegiatan Pertanian Keluarga.
“Papua menjadi lokasi utama karena berdasarkan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (FSVA) sebagian besar kabupaten/kota di Papua masih rentan rawan pangan” ujar Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP), Agung Hendriadi, dalam keterangan pers, Selasa (17/10).
Sementara itu, Kepala Pusat Ketersediaan dan Kerawanan BKP, Andriko Noto Susanto mengungkapkan, bahwa pada tahun 2020 ini, Provinsi Papua mendapatkan alokasi kegiatan Pertanian Keluarga pada 4 lokasi di Kabupaten Jayapura dan Kabupaten Keerom.
Dalam kunjungannya ke Kelompok Tani Sinar Tani, Desa Wonorejo, Distrik Mannem Kab. Keerom Papua, Andriko juga berpesan kepada para petani, agar terus menjaga semangat dan tekad untuk maju serta berharap kegiatan terus berlanjut dan berputar, sehingga kesejahteraan petani terus meningkat.
“Saya berharap ini bisa dijadikan pembelajaran dan penularan pengetahuan kepada yang lain,” ucap Andriko.
Lebih lanjut Andriko mengaku optimis, kegiatan Pertanian Keluarga disana (Papua) dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Hal senada juga diakui oleh Ketua Kelompok Sinar Tani, Lalu Ahmad Faisal yang meyakini kegiatan ini sangat bermanfaat dan menambah semangat untuk terus berusaha meningkatkan kesejahteraan petani.
“Kami sangat berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan Kementerian Pertanian untuk menjalankan kegiatan ini,” ujarnya.
Pada tahun 2020 ini, menurut Lalu, kelompoknya melakukan budidaya cabai keriting seluas 5 ha dan ikan lele sebanyak 25.500 ekor.
“Dua ribu ekor lele seberat 1 ton sudah dipanen pada Oktober lalu dengan harga jual Rp. 28.000/kg, sedangkan cabai sudah panen 8 kali sejak bulan Oktober dengan total produksi 553 kg dan harga jual Rp. 35.000/kg,” ungkapnya.
Sedangkan Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Kabupaten Keerom, Idayanto menyatakan, bahwa pihaknya akan terus melakukan pengawalan agar bantuan yang diterima dapat terus berkembang dan berkelanjutan.
“Kami akan kawal terus pelaksanaan kegiatan ini di lapangan, dan harapannya, kesejahteraan petani dan masyarakat di wilayah ini dapat ditingkatkan,” ujar Idayanto.
Sebelumnya, dalam peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) 2020 lalu, pentingnya pertanian keluarga ditegaskan oleh Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo yang mengatakan bahwa, ketahanan pangan bermula dari pertanian keluarga (family farming).
“Kebersamaan yang kita bangun dapat menghadirkan program–program baru yang lebih akseleratif. Misalnya, Family Farming. Program ini membuka peluang bagi setiap keluarga untuk memenuhi kebutuhan pangannya secara mandiri. Jika ketahanan pangan keluarga baik, maka ketahanan pangan masyarakat juga pasti baik. Jika ketahanan pangan masyarakat baik, maka ketahanan pangan nasional juga akan baik,” ucap Mentan Syahrul. (Edi Triyono)