Jakartakita.com – Mulai Januari 2021, para mahasiswa dipastikan akan kembali kuliah tatap muka setelah berbulan-bulan menjalani proses belajar di rumah.
Hal itu sudah tercantum dalam SKB Nomor 04/KB/2020, Nomor 737 Tahun 2020, Nomor HK.01.08/Menkes/7093/2020, dan Nomor 402-3987 Tahun 2020.
Menurut Survei Gaya Hidup Mahasiswa Indonesia yang dilakukan Lifepal pada Triwulan IV 2020, tanggapan mahasiswa terkait kegiatan belajar di rumah bervariatif. Namun sebagian besar responden menyatakan bahwa cukup senang dengan kegiatan belajar di rumah.
“Sebanyak 40% dari total responden menyatakan cukup senang dengan program belajar dari rumah selama Pandemi Covid-19. Sementara itu 34,8 persen diantaranya kurang senang,” ungkap Aulia Akbar CFP®, Financial Educator dan Periset Lifepal, seperti dilansir dalam siaran pers, Rabu (16/12).
Namun jika dilihat secara detail, lanjutnya, responden mahasiswa (pria) jauh lebih senang belajar di rumah ketimbang mahasiswi.
“Sebagian besar responden mahasiswa baik pria atau wanita cukup tertarik mengikuti kegiatan e-learning berupa webinar di luar yang diwajibkan perguruan tinggi. Sebanyak 28,7% responden kerap melakukan aktivitas ini sebulan sekali. Sementara itu, 24,4% melakukannya lebih dari sekali dalam sebulan, 19,7% lainnya melakukannya lebih dari seminggu, dan yang paling sering (seminggu sekali) berjumlah 13,3%,” bebernya lagi.
Lebih lanjut diungkapkan, sebanyak 13,8% responden lainnya tidak terlalu suka mengikuti kegiatan e-learning di luar yang diwajibkan universitasnya.
Sedangkan sebanyak 57,9% responden mengatakan bahwa tema bisnis, keuangan, serta tips-tips investasi, menabung, serta entrepreneurship menjadi tema yang paling menarik di antara yang lain.
Adapun tema menarik kedua setelahnya adalah pengembangan keterampilan seperti bahasa asing, memasak, dan lainnya, disusul oleh politik dan hukum, seni budaya, dan teknologi.
Ditambahkan, sebanyak 73,3% responden mengaku, mereka tidak mengeluarkan biaya sepeserpun untuk mengikuti kegiatan e-learning di luar kewajiban kampus.
Sebanyak 21,9% responden lain mengeluarkan dana kurang dari Rp 250 ribu, 3,8% lainnya Rp 250 hingga Rp 500 ribu, dan sisanya adalah Rp 500 ribu ke atas.
Seperti diketahui, di masa pandemi, secara umum mobilitas mahasiswa berkurang drastis. Alhasil, pengeluaran transportasi, termasuk ongkos pulang pergi ke kampus dan bahan bakar mobil maupun motor menurun drastis pula.
Adapun survei dilakukan dengan metode random sampling terhadap 443 responden yang merupakan mahasiswa di seluruh wilayah Indonesia. Survei berlangsung pada 6 Oktober hingga 4 Desember 2020.
“Perbandingan jumlah responden dalam survei ini adalah, pria 144 dan wanita 299,” tandas Aulia Akbar.