Jakartakita.com – Data The State of Global Islamic Economic 2020/21 menyebutkan, bahwa konsumsi industri fesyen muslim di Indonesia mencapai US$16 miliar, yang menjadikan konsumsi pasar fesyen muslim Indonesia terbesar kelima di dunia, setelah Iran, Turki, Saudi Arabia, dan Pakistan.
Hal ini memperlihatkan kalau Indonesia memiliki peran penting sebagai konsumen busana muslim dan punya prospek yang besar dalam mendominasi distribusi produk fesyen muslim secara global.
“Kekuatan pasar fesyen muslim Indonesia ini harusnya bisa menciptakan industri yang bagus dan bisa menjadi pangsa ekspor. Tugas kami sebagai Kementerian Perdagangan adalah memancing industri, akademisi, dan para desainer fesyen muslim agar bisa berkolaborasi bersama untuk menciptakan kekuatan pasar fesyen muslim Indonesia,” jelas Menteri Perdagangan RI, Muhammad Lutfi, seperti dilansir dalam siaran pers, Jumat (12/11).
Kekuatan fesyen muslim Indonesia terletak pada keragaman desainnya yang kaya ciri khas budaya, serta didukung oleh industri garmen dan tekstil yang besar.
Semua keunggulan ini yang penting untuk diperkenalkan ke dunia fesyen Internasional lewat event Jakarta Muslim Fashion Week yang diprakarsai oleh Kementerian Perdagangan RI bersama KADIN.
Melalui Jakarta Muslim Fashion Week, fesyen muslim Indonesia menjadi semakin kuat di pasar domestik dan peluang bisnis ke pasar global akan terbuka luas hingga pada akhirnya dapat menetapkan posisi Indonesia sebagai pusat fesyen muslim dunia.
Sebagai langkah awal memperkenalkan Indonesia sebagai pusat fesyen muslim dunia ini, akan diadakan acara launching Embracing Jakarta Muslim Fashion Week akan berlangsung pada tanggal 18 November 2021 di Aquatic Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta.
Di ajang Embracing Jakarta Muslim Fashion Week 2021 akan ada berbagai rangkaian acara.
Acara utamanya adalah 3 fashion show yang menampilkan karya-karya dari 36 brand fesyen muslim dan diskusi perkembangan Muslim Fashion dari Indonesia.
Ke-36 brand ini terdiri dari 12 brand muslim fashion, 12 brand fashion conventional, dan 15 upcoming designer dari berbagai sekolah fashion Indonesia.
Selain itu, akan ada booth dan mini showcase dari beberapa merek kosmetik Indonesia yang bersertifikat halal, termasuk PT Mustika Ratu, Tbk dan Wardah yang mendukung acara ini sebagai official make up & hairdo pada fashion show.
Seluruh acara Embracing Jakarta Muslim Fashion Week dapat dinikmati pencinta fesyen secara langsung di venue dan akan ditayangkan secara online ke seluruh dunia melalui berbagai platform digital.
Ajang Embracing Jakarta Muslim Fashion Week 2021 ini merupakan langkah awal untuk memperkenalkan Jakarta Muslim Fashion Week yang akan secara resmi diluncurkan tahun 2022 sebagai salah satu rangkaian acara Trade Expo Indonesia ke-37 di bulan Oktober 2022.
Selanjutnya, Jakarta Muslim Fashion Week akan menjadi program annual Kemendag dan KADIN, berupa acara satu minggu fashion week yang rutin diadakan setiap tahun.
“Embracing Jakarta Muslim Fashion Week ini merupakan momen untuk embrace atau merangkul semua ekosistem industri yang akan mendukung Jakarta Fashion Muslim Week di tahun 2022. Ekosistem itu antara lain; fashion institute, asosiasi desainer (IFC), asosiasi kosmetik (Perkosmi dan PPAK), dan asosiasi pertekstilan (API). Kita ingin ekosistem dari berbagai sektor ini bisa bersatu untuk mewujudkan Indonesia sebagai pusat fesyen muslim dunia,” kata Anne Patricia Sutanto, perwakilan KADIN sekaligus Wakil Ketua Komite Promosi Fesyen Muslim Nasional.
Dengan tercapainya tujuan Jakarta Muslim Fashion Week untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat fesyen muslim dunia diharapkan desain fesyen muslim yang kaya wastra Indonesia (batik, tenun, bordir) akan semakin dikenal dunia. Jika branding fesyen muslim Indonesia di pasar global sudah kuat, maka ekspor produk Indonesia pun dapat meningkat dan menjadi sumber devisa negara yang signifikan.
“Kita ingin menangkap kekuatan pasar fesyen muslim agar jadi kekuatan pilar ekonomi Indonesia. Jadi, dalam 5 tahun ke depan, nilai pasar fesyen muslim kita bisa bertambah dua kali lipat hingga mencapai US$30 miliar. Demikian juga dengan nilai ekspor kita bisa bertambah 10 kali lipat dalam 5 tahun ke depan. Itu yang menjadi target dan harapan kita,” tandas Mendag Muhammad Lutfi. (Edi Triyono)