Jakartakita.com – “She got her own thing. That’s why I love her. Miss Independent,” lirik lagu “Miss Independent” ini belakangan viral di media sosial TikTok mengenai mbak-mbak SCBD, yaitu karyawan yang bekerja di kawasan Sudirman Central Business District (SCBD) yang terlihat mengenakan outfit bermerek mahal, mulai dari lanyard, tas, dan sepatu.
Penampilan necis dan mahal membuat sebagian orang ‘kepo’ ingin tahu berapa gaji karyawan di kawasan SCBD, pekerjaannya apa?
Bagaimana jika pendapatan terbatas, apakah bisa bergaya ala mbak-mbak SCBD?
Tentu menggiurkan jika banyak uang dan mengenakan outfit mahal.
Soal keseimbangan pendapatan dan gaya hidup yang membuat netizen penasaran ini dikulik oleh Branding and Communication Strategist MiPOWER by Sequis, Ivan Christian Winatha, M.M., RFP®.
Ia berbagi tips cara mengatur pendapatan agar kebutuhan dapat terpenuhi dan bisa mengaktualisasi diri.
Kata Ivan, mereka yang bekerja kantoran tapi ingin bergaya ala mbak-mbak SCBD bisa mencoba menerapkan konsep pengaturan keuangan dengan rumus 50/30/20 ala senator Amerika Serikat Elizabeth Warren.
Caranya, pendapatan setelah dikurangi pajak lalu dibagi ke pos kebutuhan sehari-hari sebesar 50%, kemudian 30% untuk keinginan, dan sisihkan 20% untuk tabungan, investasi, anggaran masa depan termasuk dana darurat.
“Kita perlu membuat anggaran keinginan untuk membantu mengontrol diri. Jangan sampai karena diskon, sale, atau FOMO lalu gaji habis dan berutang. Adanya anggaran keinginan sebagai sarana untuk menghibur diri atau membuat hidup lebih menyenangkan tanpa mengorbankan anggaran masa depan. Jangan sampai berutang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan keinginan,” beber Ivan, seperti dilansir dalam siaran pers, Jumat (04/3).
Dijelaskan, pengeluaran yang termasuk dalam bujet keinginan, antara lain; oufit mbak-mbak SCBD, bekerja sambil ngopi di cafe, ganti gadget terbaru, staycation bersama sahabat, makan enak di resto favorit atau belanja online.
Jika ingin memenuhi keinginan ini, tentu perlu menghitung dan mengatur pendapatan dahulu apakah cukup untuk kebutuhan saat ini dan masa depan.
“Pastikan 50% penghasilan cukup untuk membiayai kebutuhan harian dan membayar tagihan rutin. Kalkulasi kebutuhan dengan detail agar saat harus melakukan pengeluaran tidak melebihi anggaran. Jika harga barang yang sudah biasa kita gunakan mengalami kenaikan, bisa mencari substitusi produk yang harganya lebih terjangkau atau memanfaatkan promo atau diskon,” bebernya lagi.
Mengenai anggaran masa depan, lanjut Ivan, dapat dengan menyisihkan 20% dari pendapatan bersih. Termasuk dalam bujet ini adalah asuransi kesehatan & jiwa, dana darurat, dan dana pensiun.
“Idealnya, kita memiliki dana darurat sekitar 5-6 kali dari pengeluaran bulanan rutin untuk keadaan darurat, seperti jika terjadi kecelakan, duka cita, renovasi rumah, perbaikan mobil, atau jika mendadak mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Sebaiknya, cukupkan dulu pos dana darurat sebelum melakukan investasi jangka panjang. Kemudian, miliki jaring pengaman finansial dari risiko yang tidak terduga, seperti sakit atau bahkan meninggal dunia dengan asuransi kesehatan & asuransi jiwa,” jelas Ivan.
Ditambahkan, besarnya dana yang harus disiapkan untuk asuransi akan berbeda untuk setiap orang tergantung pada usia, kondisi kesehatan, dan faktor risiko pekerjaan setiap orang.
Untuk itu, sebelum membeli asuransi ketahui dulu faktor risiko yang kita miliki, kebutuhan yang kita perlukan untuk masa depan, dan memastikan kemampuan finansial kita mampu memenuhi kebutuhan & membayar premi.
Setelah memiliki jaring pengaman, langkah selanjutnya adalah menyiapkan investasi jangka panjang untuk kebutuhan masa depan keluarga, misalnya dana pendidikan anak, membeli rumah, dan persiapan pensiun.
Jika perlu, anggaran keinginan bisa ditunda atau kurangi sementara waktu hingga anggaran masa depan bisa terpenuhi dahulu. Jangan sampai karena keinginan, anggaran masa depan sampai tidak terpenuhi, sebab biaya hidup pada masa mendatang pasti akan lebih tinggi daripada saat ini.
Lalu, bagaimana dengan impian dapat bergaya ala mba-mba SCBD?
“Mimpi ini masih bisa diwujudkan jika memiliki pendapatan tambahan karena jika memiliki pendapatan tambahan, tidak saja bisa menambah dana pada pos kebutuhan, meningkatkan nilai tabungan dan investasi tapi juga bisa mewujudkan mimpi atau rencana tertunda seperti memiliki outfit bermerek ala mba-mba SCBD hingga jalan-jalan ke luar negeri. Salah satu pekerjaan yang dapat memberikan pendapatan tambahan dengan nilai tak terbatas adalah menjadi agen asuransi,” ungkap Ivan.
Asal tahu saja, agen asuransi bisa mendapatkan komisi sekitar 10-30% dari pendapatan premi tahunan yang dicapai.
Misalnya, seorang agen asuransi mendapat 4 nasabah baru dengan premi tahunan Rp12 juta maka komisi yang bisa ia dapat mencapai Rp14 juta perbulan.
Semakin banyak jumlah nasabah dan nilai preminya, semakin banyak juga pendapatan komisinya.
Gimana, tertarik jadi agen asuransi? Atau mau mencari tambahan penghasilan dari pekerjaan sampingan yang lain?