Jakartakita.com – Hansaplast kembali memperkuat komitmennya pada perlindungan keluarga Indonesia dengan menghadirkan Hansaplast Plester Bekas Luka.
Dalam webinar Jumat (04/3), Brand Manager Hansaplast, Alanna Alia Hannantyas mengatakan, Hansaplast Plester Bekas Luka adalah plester transparan berperekat yang terbuat dari polyurethane, yang terbukti secara klinis membantu menyamarkan, mencerahkan dan menghaluskan tampilan bekas luka dalam 8 minggu pemakaian, dimana hasil pertama dapat terlihat setelah 3-4 minggu pemakaian.
“Kami mengerti bahwa bekas luka, baik di area tubuh yang terbuka maupun tertutup, seringkali membuat seseorang tidak nyaman sehingga mempengaruhi kepercayaan diri mereka. Menjawab akan kebutuhan tersebut, kami menghadirkan inovasi terbaru Hansaplast Plester Bekas Luka, yang dirancang untuk membangun penghalang semi-oklusif yang meningkatkan hidrasi jaringan parut. Plester ini dapat meningkatkan suhu di jaringan parut, membantu mengaktifkan proses regenerasi kulit, dan mendukung pembentukan ulang bekas luka. Bekas luka menjadi lebih rata, lebih cerah dan lebih halus,” bebernya.
Di kesempatan yang sama, Dokter Spesialis Kulit, dr. Nadia Wirantari, SpKK menjelaskan, ”Penyembuhan luka merupakan proses yang alami, ada fase dan waktu yang dibutuhkan tubuh dari fase penghentian perdarahan, peradangan, kemudian tumbuh jaringan baru (jaringan granulasi), jaringan epitel baru, kemudian luka menjadi matur, dan terjadi proses re-modeling bekas luka (bisa sampai 1-2 tahun). Dalam perawatan, luka sendiri harus dijaga bersih dan lembap. Dibantu dengan nutrisi yang baik agar pemulihan cepat dan dapat menggunakan Plester bekas luka untuk memperbaiki tampilan bekasnya. Plester bekas luka yang digunakan harus sesuai peruntukannya dengan keadaan luka, menempel dengan baik, nyaman dipakai, dan tidak menyebabkan iritasi/alergi.”
Bersamaan dengan peluncuran Hansaplast Plester Bekas Luka, Hansaplast menggelar kampanye #SetiapLukaPunyaCerita, untuk mengajak para wanita, khususnya para ibu untuk membangun kasih sayang antara ibu dan support system-nya, dengan menghilangkan stigma mengenai operasi caesar, yang seringkali berujung kepada mom-shaming.
Dalam kesempatan ini, Conchita Caroline Rajasa, seorang Mom Influencer berbagi pengalaman, “Sayangnya, masih banyak stigma negatif mengenai proses persalinan caesar yang tidak jarang menjadi mom- shaming untuk para ibu. Padahal memiliki luka caesar bukanlah sesuatu yang memalukan atau membuat ibu tidak lagi cantik, melainkan sebuah suvenir bukti cinta ibu yang luar biasa untuk bertemu dengan buah hatinya. Meskipun aku tidak menyesali luka pasca operasi caesar-ku, bekas luka tetaplah membutuhkan perawatan. Untuk perawatan luka pasca operasi caesar, aku menggunakan Hansaplast Plester Bekas Luka yang telah terbukti dapat membantu menyamarkan dan menghaluskan bekas luka.”
Alanna menambahkan, “Kami berharap, melalui kampanye edukasi #SetiapLukaPunyaCerita, Hansaplast bisa turut memudarkan stigma ibu yang melakukan operasi caesar bukanlah ibu yang seutuhnya. Kami ingin ‘luka’ para ibu sembuh secara fisik dan emosional, agar ia lekas kembali nyaman dengan dirinya sendiri dan menghargai setiap jejak perjalanan hidupnya.” (Edi Triyono)