Dukung Praktik Sirkular Ekonomi, Ajinomoto Lakukan Beragam Upaya untuk Mencapai Zero Waste

foto : istimewa

Jakartakita.com – PT Ajinomoto Indonesia (Ajinomoto) melakukan praktik sirkular ekonomi untuk menciptakan proses produksi ramah lingkungan. 

Melalui pabriknya yang berlokasi di Mojokerto, Ajinomoto Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk mencapai Zero Waste yang merupakan upaya meminimalkan dan mengurangi pencemaran lingkungan hingga ke titik nol.

Menurut Yudho Koesbandryo selaku Direktur PT Ajinomoto Indonesia, berbagai upaya yang dilakukan, meliputi; pengurangan emisi karbon, pengurangan konsumsi air, penerapan Bio-Cycle & Eco-Activity yang menghasilkan co-product seperti Pupuk AJIFOL, AMINA, dan bahan baku pakan ternak FML.

“Selain itu, ada juga peningkatan pengelolaan air limbah supaya ketika disalurkan ke Sungai Brantas kualitas airnya menjadi lebih baik dan bersih,” jelas Yudho Koesbandryo, seperti dilansir dalam siaran pers yang diterima Jakartakita.com, baru-baru ini.

Dijelaskan, konsep circular economy (ekonomi sirkular) berkaitan dengan salah satu kebijakan yang digulirkan Kementerian Perindustrian, yakni industri hijau.

Implementasi industri hijau mengupayakan efisiensi dan efektivitas terhadap penggunaan sumber daya secara berkelanjutan, sehingga mampu menyeleraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sehingga mampu menyeleraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.

Adapun pengembangan ekonomi sirkular membawa peluang bagi sejumlah sektor industri di Indonesia, termasuk Ajinomoto.

Perseroan mempertahankan dan meningkatkan efisiensi produksi dari hulu hingga hilir pada proses produksi yang ada.

Di hulu, dengan menekan penggunaan raw materials untuk meningkatkan produktivitas.

“Pada proses tersebut hingga mencapai hilirnya, kami menghasilkan co-product atau produk samping yang memiliki nilai jual dan bisa diaplikasikan di bidang pertanian. Selain mengolah produk samping cair dari hasil produksi MSG, di Agriculture Development (Agri Dev) Department, kami juga bertanggung jawab untuk mengolah produk samping dalam bentuk padat menjadi pembenah tanah GCC Mix, material pakan ternak TRITAN, dan beberapa co-product lainnya yang juga mempunyai nilai jual,” terang Yudho Koesbandryo, di acara diskusi bertajuk ‘Mendorong Industri Hijau Melalui Circular Economy’.

“Selain proses pembuatan co-product yang menerapkan Bio-Cycle & Eco-Activity, Ajinomoto juga banyak menerapkan aktivitas produksi yang ramah lingkungan, seperti pengurangan 34.900 ton emisi karbon (CO2) dengan berbagai cara, seperti mengurangi konsumsi bahan bakar seluruh transportasi di tempat kerja, memangkas penggunaan tenaga listrik, dan mengatasi kebocoran uap pada peralatan produksi. Kami mempunyai target mengurangi 180.000 ton CO2 pada tahun 2023, dari based line tahun 2018,” lanjut Yudho.

Lebih lanjut disampaikan, Ajinomoto juga berkomitmen mendukung pelestarian lingkungan dengan mengurangi penggunaan air hingga 31%, dari based line tahun 2016, dengan melakukan penghematan melalui peningkatan kualitas air (water treatment) pada aktivitas produksi.

Komitmen ini juga sebagai wujud partisipasi Ajinomoto dalam mensukseskan program pelestarian lingkungan hidup dari Pemerintah Indonesia dan seiring dengan cita-cita Ajinomoto Co., Inc (Jepang) dalam membantu mengurangi dampak lingkungan hingga 50%.

Langkah ini juga bertujuan untuk menjaga ketersediaan air dalam skala regional, sehingga dapat membantu mengatasi keterbatasan sumber daya air akibat peningkatan konsumsi air terutama pada saat masa pandemi.

“Kami aktif mengerjakan kegiatan reduce, reuse, recovery, dan recycle untuk penggunaan air di setiap aktivitas yang ada. Hal ini cukup menggembirakan, karena meski dengan mengurangi penggunaan air hingga 31%, kemampuan produksi MSG dan seasoning lain masih bisa meningkat,” ungkap Yudho.

“Kemudian, masalah lingkungan lain di Indonesia adalah jumlah sampah plastik yang dari tahun ke tahun kian menumpuk. Menyoroti masalah ini, Ajinomoto turut mengambil langkah konkrit. Brand MSG AJI-NO-MOTO®, yang lekat dengan keseharian keluarga Indonesia, ikut berkontribusi mengatasi permasalahan penumpukan sampah plastik dengan mengurangi hingga 30% penggunaan material plastik di kemasannya,” lanjutnya.

Atas inisiasi itulah, Brand MSG AJI-NO-MOTO® memperoleh rekor MURI sebagai bumbu MSG pertama di Indonesia dengan kemasan yang ramah lingkungan.

Selain itu, PT Ajinomoto Indonesia juga mengurangi penggunaan plastik pada produk lainnya seperti: Masako® sejumlah 8,4% dalam setiap kemasan 9gr dan Sajiku® sejumlah 9,5% di setiap kemasannya, dan ke depannya akan dilakukan penelitian lebih lanjut supaya bisa terus menekan penggunaan material plastik di setiap produk. (Henry)

AjinomotoAjinomoto IndonesiaBio-CycleEco-Activitypencemaran lingkunganramah lingkunganSirkular EkonomiZero Waste
Comments (0)
Add Comment