Naila Novaranti Bangga Hantarkan Anak Ikut Ajang Gothia Cup Swedia

foto : jakartakita.com/edi triyono

Jakartakita.com – Setelah beberapa kali menerima penghargaan nasional dan internasional atas prestasinya di olah raga terjun payung, kali ini, Naila Novaranti – pelatih dan penerjun payung internasional dari Indonesia, menghantarkan anak kandungnya, Anthonio Dominic bersama puluhan anak Indonesia berumur 10-12 tahun untuk mengikuti kejuaraan sepak bola junior kelas dunia di Swedia – Gothia Cup.

“Saya bersyukur sekali dan tak menyangka Anthonio Dominic bisa lolos setelah mengikuti seleksi ketat. Siapa tahu disana bisa jadi juara dan ini perdana buatnya sebagai kiper IJSL. Semoga lancar tidak ada halangan nantinya,” ungkap Naila kepada awak media di lapangan Jepang Sentul, Jawa Barat, Kamis (30/6) lalu.

“Anthonio sebagai Kiper akan bergabung di Timnas U12 dari klub La Liga dan lolos seleksi melalui Indonesia Junior Soccer League (IJSL),” lanjut Naila.

Lebih lanjut Naila menuturkan, ditengah kesibukan dengan karir sebagai pelatih dan penerjun payung, dirinya selalu berusaha meluangkan waktunya untuk anak-anaknya.

Antonio sudah dididik keras oleh suaminya, Chrihs dari Inggris, sejak berumur 5 tahun latihan sepak bola.

Bahkan sudah beberapa tahun, Antonio juga di asuh serius oleh pelatih Liga Premiere Inggris.

“Saya berharap, nantinya akan ada Antonio Antonio lainnya yang bisa menembus kejuaraan sepak bola internasional. Dan pertandingan nanti akan menjadi kado bagi saya dan keluarga bahwa ini adalah prestasi Antonio yang membanggakan bagi kami sekeluarga dan Indonesia,” harap Naila.

Di kesempatan yang sama, Direktur Kompetisi IJSL, Dede Supriyadi mengatakan, bahwa Indonesia Junior Soccer League (IJSL) yang membuat Antonio bisa berangkat ke Swedia adalah sebuah kompetisi usia dini, dari usia 10-12 tahun yang sudah berdiri sejak tahun 2012 sampai saat ini, dan masih terus berjalan.

Adapun Dede Supriyadi yang pernah menggarap Liga Kompas Gramedia U15 adalah sebagai pendiri dan penanggung jawab untuk kompetisi IJSL.

“Kenapa kita buat IJSL, karena kita lihat Liga Kompas itu semua di fasilitasi kompetisi dan pemain terbaik di berangkatkan ke Gothia Cup di Swedia. Saya juga ingin pada saat anak-anak masuk Liga Kompas, dia sudah siap semuanya dan mentalnya, siap kalah, siap menang,” tegas Dede.

Saat ini, sudah masuk 11 tahun berdirinya IJSL. Dan setiap tahunnya, pemain terbaik IJSL di berangkatkan mengikuti ajang dunia tersebut.

Termasuk sejak tahun 2017 lalu, IJSL pernah ikut ke China, dan pada 2018, 2019 ke Hainan Internasional, ada 17 negara ikut kompetisi U12 bersama Brazil, Jerman, Australia dan Jepang, dan mendapat rangking 4. Namun ajang tersebut sempat terhenti sejak pandemi Covid-19.

foto : jakartakita.com/edi triyono

Sementara itu, Coach IJSL Kompetisi, Gilang Ramadhan menambahkan, proses penyeleksian terpilihnya para pemain junior U12 melibatkan statistik, kemudian ada talent coach dari kompetisi IJSL.

Gilang menuturkan, awalnya memilih 56 pemain terbaik, kemudian mengikuti test permainan, fisik dan cara etos ketrampilan, dari 56 peserta terseleksi jadi 21 pemain, setelah itu hanya terpilih 15 pemain junior yang akan berlaga di pertengahan bulan Juni 2022 di Ghotia Cup.

Asal tahu saja, ajang Gothia Cup adalah sebuah turnamen sepak bola junior internasional terakbar di dunia.

Sekitar 1700 tim dari 80 negara setiap tahunnya ambil bagian dan akan memainkan 4500 pertandingan di 110 lapangan.

Tahun ini, Indonesia mengirim wakilnya melalui IJSL. (Edi Triyono)

Gothia Cup SwediaIndonesia Junior Soccer League (IJSL)Naila Novarantipenerjun payung internasional
Comments (0)
Add Comment