Pertegas Komitmen dalam Mempercepat Penurunan Stunting, Nestlé Indonesia Gelar Diskusi dengan Mengundang Guru Besar Pangan & Gizi dari IPB

foto : dok. Nestlé Indonesia

Jakartakita.com – Memperingati Hari Gizi Nasional tahun ini yang bertemakan “Protein Hewani Cegah Stunting”, Nestlé Indonesia mengundang Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS., selaku guru besar pangan dan gizi di Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk berdiskusi di kantor pusat Nestlé Indonesia di Jakarta, Rabu (25/1), mengenai pentingnya gizi seimbang bagi anak – anak maupun orang dewasa dalam kehidupan sehari – hari, dan bagaimana memastikan kecukupan asupan gizi yang seimbang dalam kehidupan sehari-hari setelah melewati lebih dari dua tahun pandemi.

Diskusi ini sejalan dengan komitmen jangka panjang Nestlé Indonesia sebagai salah satu perusahaan makanan dan minuman yang berfokus pada gizi, kesehatan dan keafiatan masyarakat untuk terus mengedukasi publik dan mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam hal gizi.

Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, prevalensi stunting di Indonesia sebesar 24,4%.

Meskipun angka tersebut mengalami penurunan sejak tahun 2019, namun isu stunting masih menjadi tantangan pemerintah untuk menurunkan prevalensi stunting hingga 14% pada 2024. 

Berdasarkan pada fakta tersebut, Nestlé Indonesia sebagai salah satu perusahaan makanan dan minuman yang berfokus kepada gizi, kesehatan dan keafiatan berkomitmen untuk senantiasa mendukung upaya pemerintah dalam menurunkan prevalensi stunting di Indonesia melalui berbagai inisiatif, termasuk program edukasi terkait gizi.

“Saat ini, masalah gizi masih sering menjadi salah satu isu yang dihadapi oleh negara – negara yang sedang berkembang, termasuk Indonesia. Banyak sekali permasalahan gizi yang terjadi di sekitar kita, seperti stunting, obesitas, dan bertubuh kurus (wasting), dan permasalahan lainnya. Gizi sendiri merupakan salah satu komponen penting bagi tumbuh kembang manusia, terutama pada masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun. Ini merupakan kesempatan emas untuk menciptakan generasi berkualitas yang bebas dari stunting dan masalah gizi lainnya. Pencegahan masalah gizi harus dilakukan sedini mungkin, salah satunya dengan mengonsumsi makanan dengan gizi yang seimbang,” terang Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS., seperti dilansir dalam siaran pers, Rabu (25/1).

“Sangat penting bagi masyarakat untuk memahami piramida makanan sebagai Pedoman Gizi Seimbang dan penerapan Isi Piringku menggunakan slogan Pangan Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA). Kita membutuhkan aneka ragam pangan, baik sumber karbohidrat, protein, maupun vitamin dan mineral, yang jika dikonsumsi dapat memenuhi kecukupan gizi yang dianjurkan dan tidak tercemar bahan berbahaya yang merugikan kesehatan,” tambah Prof. Ali Khomsan.

Lebih lanjut dijelaskan, pedoman konsep B2SA adalah;

(1) Beragam, dimana terdapat bermacam-macam jenis makanan, baik hewani maupun nabati, sebagai sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral; (2) Bergizi, adalah makanan yang mengandung zat gizi makro dan mikro yang dibutuhkan oleh tubuh;

(3) Seimbang, dikonsumsi secara cukup sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan Isi Piringku, serta;

(4) Aman, yaitu bebas dari cemaran fisik, kimia, dan mikrobiologi sehingga proses pengolahan dan penyimpanan makanan harus dilakukan dengan baik. 

Hal ini dipercaya sebagai pengganti konsep empat sehat dan lima sempurna, karena kebutuhan gizi tiap individu berbeda-beda dan tidak dapat disamaratakan.

Dengan menerapkan B2SA, kekurangan zat gizi dari satu jenis makanan akan dilengkapi dengan zat gizi dari makanan lain.

Di kesempatan yang sama, Eka Herdiana, Corporate Nutritionist Nestlé Indonesia mengungkapkan, bahwa meningkatkan profil gizi, kesehatan, dan kesejahteraan melalui makanan dan minuman merupakan bagian dari komitmen utama Nestlé.

“Sebagai perusahaan Good Food, Good Life, Nestlé Indonesia senantiasa menggunakan potensi makanan untuk meningkatkan kualitas hidup setiap individu, saat ini dan untuk generasi mendatang. Nestlé berambisi untuk membantu 50 juta anak menjalani hidup yang lebih sehat pada 2030 dengan menyediakan pilihan yang lebih sehat dan tetap mengutamakan rasa yang disukai konsumen, serta menginspirasi masyarakat untuk hidup dengan lebih sehat, membangun dan menerapkan pengetahuan tentang gizi dalam kehidupan sehari-hari,” terangnya.

Ditambahkan, dalam mempertegas komitmennya, Nestlé juga berupaya dalam memenuhi asupan gizi masyarakat dengan menyediakan produk makanan yang difortifikasi dengan mikronutrien sebanyak 3,76 miliar pada tahun 2021, yang diperkaya dengan zat besi, zink, yodium, vitamin A, dan vitamin D guna mendukung pemenuhan kebutuhan mikronutrien masyarakat. 

Di sisi lain, Nestlé Indonesia juga berkolaborasi dengan pemangku kepentingan lintas sektor untuk menginisiasi serangkaian program.

Salah satunya adalah Program Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) yang diluncurkan pada November 2022 untuk mendukung pemerintah Indonesia dalam percepatan penurunan angka stunting di Indonesia sebesar 14% pada tahun 2024. 

Nestlé Indonesia juga bermitra dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dalam memberikan intervensi dan pendidikan gizi serta pengembangan masyarakat untuk mengatasi stunting di Indonesia.

“Kami berharap, rangkaian kegiatan serta edukasi yang kami lakukan dapat memberikan inspirasi bagi masyarakat luas dalam memenuhi kebutuhan gizi seimbang bagi keluarganya dan membantu pemerintah dalam menekan angka stunting di Indonesia. Ke depannya, kami akan terus berusaha membantu keluarga Indonesia dalam memenuhi kebutuhan gizi seimbang, melalui produk Nestlé serta pendidikan gizi yang tepat bagi generasi yang lebih sehat,” tutup Eka.

diskusiGuru Besar Pangan & GiziHari Gizi NasionalIPBNestleNestle IndonesiastuntingSurvei Status Gizi Indonesia (SSGI)
Comments (0)
Add Comment