Jakartakita.com – Lebaran sudah di depan mata, THR sebentar lagi cair.
Saat THR cair, biasanya kita akan berpikir untuk belanja kebutuhan Lebaran, barang diskon, atau yang sudah lama kita inginkan.
Menurut Faculty Head of Sequis Training Academy of Excellence, Samuji, MPD, CFP, CPC, hal ini boleh saja dilakukan, karena THR adalah bonus di luar pendapatan tetap yang sudah dialokasikan untuk membiayai kebutuhan rutin.
Namun, jangan karena mendapat bonus lalu terlena, tetaplah berhati-hati mengalokasikan penggunaan THR agar tidak merugi.
“THR dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan lebaran termasuk untuk biaya mudik asalkan tidak habis dalam sekejap hingga kekurangan uang untuk membiayai pengeluaran, lalu akhirnya menggunakan kartu kredit. Alangkah baiknya THR dikelola agar bermanfaat dan tidak habis begitu saja,” terang Samuji, seperti dilansir dalam siaran pers Rabu (12/4).
Lebih lanjut Samuji memberikan tips mengelola THR dengan prinsip sederhana, yakni berbasis persentase dalam setiap alokasi anggaran.
Persentase alokasi dapat berbeda pada setiap orang tergantung pendapatan dan kebutuhannya.
Namun, dengan membuat perhitungan sedemikian rupa maka THR dapat digunakan dengan optimal dan lebih bermanfaat untuk membantu memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan terutama di masa depan.
“Dimulai dengan anggarkan pos dari THR untuk kewajiban dengan alokasi sekitar 5%, sedangkan untuk kebutuhan lebaran dapat dialokasikan hingga 50%. Lalu 20% untuk melunasi utang konsumtif, jangan lupa sisihkan sekitar 15% untuk pos dana darurat mengingat saat lebaran pun bisa saja terjadi risiko.Tersisalah 10% dari dana THR, ini bisa Anda alokasikan untuk pos masa depan,” beber Samuji.
Ditambahkan, alokasi kewajiban dalam THR digunakan untuk membayar zakat penghasilan, berbagi berkah kepada asisten rumah tangga, pengasuh anak, dan sopir.
Jangan lupa juga sisihkan dana kewajiban untuk diberikan kepada orang tua agar mereka juga dapat menggunakannya untuk merayakan momen Idulfitri.
Selanjutnya, 50% untuk belanja lebaran tidak harus semua dihabiskan. Belanjalah dengan prinsip cerdas, yakni utamakan dulu kebutuhan baru keinginan, manfaatkan promo, dan dapat juga belanja di marketplace karena harga lebih murah dan tidak perlu biaya tambahan, seperti transport, parkir, atau makan di restoran.
Jika semua kebutuhan sudah terpenuhi maka dapat memenuhi keinginan yang tertunda.
Sementara itu, alokasi THR untuk melunasi utang dimaksudkan untuk utang yang sifatnya tidak tetap, tapi jika tidak dibayar akan membebankan bunga yang tinggi, seperti tagihan kartu kredit dan tagihan lainnya.
Dengan melunasi utang-utang tersebut maka pendapatan pada bulan selanjutnya dapat bersisa sehingga dana bulan mendatang yang tadinya untuk membayar utang bisa dialokasikan untuk keperluan masa depan.
Jika dana THR sudah dialokasikan dengan baik untuk kewajiban, melunasi utang, dan membiayai kebutuhan lebaran maka saatnya menambah dana cadangan untuk kebutuhan masa depan, setidaknya 10% dari THR.
“Jika Anda merasa dari pendapatan setiap bulan sudah cukup untuk membiayai kebutuhan saat ini dan sudah disisihkan untuk tabungan maka penerimaan THR bisa digunakan untuk investasi dan juga top up asuransi unit link. Bagi mereka yang memiliki asuransi unit link dapat melakukan top up premi agar dana tunai cukup hingga jangka waktu tertentu, sedangkan jika pendapatan sangat terbatas maka alokasi THR untuk belanja haruslah selektif. Malah lebih baik persentase pos masa depan diperbesar sehingga THR dapat benar-benar bermanfaat untuk jangka panjang, seperti dana darurat, asuransi pendidikan untuk sekolah anak, dan menambah dana hari tua melalui investasi atau asuransi pensiun,” sebut Samuji.
Sementara itu, mengenai alokasi THR untuk memenuhi kebutuhan asuransi jiwa dan asuransi kesehatan, masyarakat yang ingin mendapatkan informasi mengenai produk asuransi dari Sequis yang sesuai kebutuhan dapat memanfaatkan layanan Find Agent, fitur ini tersedia di sequis.co.id.