Survei Lamudi Property Highlights 2022 Ungkap Adanya Keluhan Terkait Harga dari Calon Pembeli Properti

foto : ilustrasi (ist)

Jakartakita.com – Perusahaan teknologi properti (PropTech) Lamudi dalam laporan riset Lamudi Property Highlights (LPH) 2022 menyebutkan, sebanyak 37% dari 300 agen menerima keluhan terkait harga dari calon pembeli properti.

Aspek harga di sini didominasi oleh keluhan mengenai proses pengajuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) kepada bank dan pemahaman proses pencicilan KPR berdasarkan perhitungan pendapatan. 

Survei LPH 2022 juga menunjukan harga menempati peringkat pertama dari tiga keluhan teratas yang disampaikan oleh calon pembeli properti sebanyak 37%, diikuti oleh 24% keluhan mengenai lokasi dan 15% mengeluhkan kualitas layanan yang menempati peringkat ketiga. 

Untuk aspek kualitas layanan, mayoritas dari pembeli properti mengeluhkan terbatasnya pengetahuan agen mengenai lokasi properti, infrastruktur penunjang yang ada di sekitarnya dan pengetahuan mengenai prospek pembangunan di sebuah daerah.

Pencari properti juga kerap mengeluhkan kurangnya kapabilitas agen dalam memberikan jasa konsultasi dalam penentuan pembelian properti.

Dalam keterangan pers yang diterima Jakartakita.com baru-baru ini, Mart Polman selaku CEO Lamudi.co.id mengatakan, bahwa tiga keluhan utama yang diterima oleh agen, menggarisbawahi pentingnya peran agen properti dalam membenahi layanan konsultasi yang diberikan pada calon pembeli properti.

Pengalaman yang baik dengan agen menjadi faktor penting dalam pertimbangan para calon pembeli properti sebelum menentukan pilihan.

Di sini, peran agen dalam memberikan informasi perihal harga, lokasi, serta infrastruktur penunjang seputar lokasi, memainkan peran sangat penting.

“Dalam hal harga, agen dituntut untuk dapat membantu calon pembeli dalam aspek literasi finansial,” ucap Mart.

Lebih lanjut diungkapkan, laporan LPH 2022 juga menemukan tiga pengetahuan yang perlu ditingkatkan oleh agen untuk menanggulangi keluhan mengenai harga yang diterima dari calon pembeli properti selama ini.

Hal ini mencakup pengecekan kelengkapan dokumen calon pengaju KPR, penghitungan gaji untuk cicilan KPR dan pencarian bank yang sesuai dengan tingkat pendapatan calon pembeli.

Dengan meningkatnya urgensi edukasi literasi finansial bagi calon pembeli ini, pelatihan yang menitikberatkan pada upskilling kompetensi agen dalam edukasi literasi finansial terhadap pembeli semakin diperlukan.

Hal ini juga didorong oleh realita dimana kebanyakan masyarakat Indonesia yang masih memilih pembayaran KPR dalam pembelian rumah.

Pada bulan Maret suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) masih berkisar pada angka 5,75% yang berdampak pada semakin sulitnya persyaratan masyarakat dalam pengajuan KPR dan cicilan minimal yang perlu dibayar per bulannya.

Meningkatnya kesulitan pengajuan KPR ini dapat dilihat dari tren pengajuan KPR lewat Lamudi.co.id yang menunjukkan tingkat penolakan 64% pada bulan Januari-Mei 2023.

“Realita ini mengharuskan Lamudi.co.id sebagai pemangku kepentingan sektor properti untuk terus mencari cara agar sektor properti tetap tumbuh di kondisi ekonomi yang kurang menentu. Salah satunya adalah dengan mencari cara agar SDM sektor properti yakni agen dapat meningkatkan kapabilitasnya dalam menjangkau Next Generation Property Buyers melalui pelatihan yang memadai,” ucap Mart.

Dalam hal ini, Lamudi.co.id telah mensosialisasikan Rekan Lamudi sebagai sebuah komunitas yang bertujuan untuk memberdayakan agen melalui pelatihan.

”Rekan Lamudi merupakan wujud dari aspirasi kami dalam memajukan SDM properti nasional, dan kami terus meningkatkan kemitraan kami dengan berbagai kantor agen properti, asosiasi dan pemerintah demi mewujudkan agen properti yang kompetitif di era digital properti,” tutup Mart.

harga propertiKeluhankredit pemilikan rumah (KPR)lamudiLamudi Property Highlights 2022lamudi.co.idPembeli Propertiperusahaan teknologi propertypropertiproptechsurvei
Comments (0)
Add Comment