Solusi Kendala Literasi di Tengah Pesatnya Teknologi

Jakartakita.com – Pesatnya perkembangan teknologi dan lonjakan pengguna Internet yang kian meningkat, nyatanya belum membuat Indonesia bebas dari hambatan literasi. The Programme for International Student Assessment (PISA) pada 2019 menyebutkan skor literasi Indonesia berada pada peringkat 72 dari 77 negara, jauh dibawah Malaysia yang bertengger pada urutan ke-56.

Oleh karenanya, Kemendikbudristek melalui Badan Pembangunan dan Pembinaan Bahasa membentuk program Duta Bahasa. Yaitu program yang bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan generasi muda Indonesia dalam meningkatkan keterampilan literasi seperti kemampuan berbahasa Indonesia, pelestarian budaya dan penguasaan bahasa asing.

Owen Jeremia Poluakan, mahasiswa Teknik Perminyakan Universitas Pertamina asal Sulawesi Utara, memantapkan diri mengikuti program Duta Bahasa DKI Jakarta. “Ketertarikan saya dalam mengikuti duta bahasa karena keinginan saya meningkatkan pemahaman generasi muda Indonesia terhadap pentingnya membaca dan bijak dalam memanfaatkan teknologi digital,” ungkap Owen

Minat baca generasi muda Indonesia memang masih rendah. Survey Nielsen Consumer dan Media View (CMV) di 11 kota di Indonesia mengungkap hanya 11 persen generasi milenial yang memiliki minat baca. Padahal laporan wearesocial tahun 2023 menyebut penduduk Indonesia usia 16 tahun ke atas menghabiskan hampir 8 jam berselancar di internet, dan lebih dari 3 jam menggunakan media sosial setiap harinya.

Melalui perhelatan Duta Bahasa yang diselenggarakan pada 26 sampai dengan 28 Juni 2023, Owen berhasil menyapu gelar juara Duta Favorit dan masuk dalam Top 6 Duta Bahasa DKI Jakarta lewat program Krida Pitung (Pintar dan Unggul Literasi Baca Tulis) yang diinisiasi oleh Owen dan kelompoknya. Krida Pitung merupakan program yang mengajarkan literasi baca tulis melalui laman pembelajaran berbasis digital untuk generasi muda, khususnya siswa sekolah menengah.

Pemanfaatan media digital untuk mendorong literasi terbukti moncer. Penelitian oleh Atmojo et.al menemukan penggunaan media digital meningkatkan minat baca sebesar 29 persen. Temuan itu dikuatkan dengan riset serupa oleh Purwanto (2023) dan Suganda (2022).

“Melalui Krida Pitung, kami menyediakan laman pembelajaran edukatif dengan mengkombinasikan metode pembelajaran Taksonomi Barret. Sistem pembelajaran dengan menyusun klasifikasi kompetensi membaca siswa melalui lima tahap yaitu pemahaman secara harfiah, reorganisasi, pemahaman inferensial, evaluasi dan pemberian apresiasi. Dengan metode tersebut, diharapkan siswa dapat lebih menikmati proses pembelajarannya yang berdampak pada peningkatan literasi digital mereka,” tutur Owen dalam siaran pers baru-baru ini di Jakarta, Minggu (23/7).

Setelahnya, Owen akan menjalankan program UKBI (Ujian Kemahiran Berbahasa Indonesia) sebagai salah satu program yang akan dibawanya pada tahap pemilihan duta bahasa nasional. Program tersebut memberikan pemahaman terhadap keterampilan berbahasa Indonesia bagi siswa yang penyandang disabilitas.

“Dalam waktu dekat ini saya akan melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah dengan siswa berkebutuhan khusus untuk mampu meningkatkan kemahiran mereka dalam penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar,” tutup Owen. (Edi Triyono)

Comments (0)
Add Comment