Jakartakita.com – Industri pariwisata disinyalir menjadi salah satu sektor dengan pertumbuhan ekonomi tercepat menurut United Nations World Tourism Organization (UNWOT). Tak heran jika Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mencatat pariwisata Indonesia menyumbang 4,1% pada PDB per September 2023, naik dari 3,6% tahun 2022.
Meski begitu, kebangkitan pariwisata ini turut berdampak pada lingkungan. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, menyebut sektor pariwisata berkontribusi terhadap pelepasan emisi karbon sebesar 8 persen. Indonesia sendiri menempati peringkat 92 dalam Sustainable Travel Index Ranking. Ini menandakan tantangan serius dalam meniti perjalanan menuju parisiwata yang memenuhi prinsip berkelanjutan.
Guna meningkatkan pengembangan pariwisata berkelanjutan, Kadek Diah Pradnyaswari Dewi, Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Pertamina, menginisiasi pembuatan aplikasi EcoAsia dalam gelaran ASEAN-China-India Youth Leadership Summit 2023 yang dilaksanakan di Singapura. EcoAsia merupakan aplikasi pariwisata berkelanjutan yang dapat mengukur dan memberikan penghargaan terhadap produksi karbon selama perjalanan wisata. Alhasil, berkat buah pikirnya tersebut, Diah meraih gelar juara ketiga dalam kongres tersebut.
“Pada aplikasi tersebut, kami menyediakan paket perjalanan ekowisata, yang sudah dihitung rendah karbon dan berkelanjutan. Wisatawan yang bepergian ke lokasi wisata, akan menginput perjalanannya, dimana nanti secara otomatis akan terukur jumlah karbon yang dihasilkan. Pada akhir perjalanan wisatanya, pengguna akan mendapatkan penghargaan yang bervariasi mulai dari voucher belanja hingga oleh-oleh khas wilayah tersebut,” pungkas Diah dalam keterangan pers baru-baru ini.
Melalui ASEAN-China-India Youth Leadership Summit 2023, Diah berkolaborasi dengan rekan tim yang berasal dari Singapura, Brunei Darussalam, Myanmar dan Cina dalam menciptakan EcoAsia. Bagi Diah dan tim, aplikasi tersebut dihadirkan untuk menumbuhkan kesadaran terhadap penyusutan produksi karbon melalui perjalanan wisata.
ASEAN-China-India Youth Leadership Summit 2023 merupakan sebuah ajang kompetisi proposal ide yang diikuti oleh 5.700 mahasiswa di seluruh kawasan Asia Tenggara, Cina dan India. Pada tahun 2023, kegiatan tersebut mengangkat tema peran teknologi bagi masyarakat dan lingkungan. Setelah melalui babak penyisihan, terdapat 180 mahasiswa yang berkesempatan untuk melangkah ke tahap final.
“Tantangan utama dalam penyusunan purwarupa adalah perbedaan latar belakang negara dari para anggota tim. Hal ini memengaruhi sikap dan pandangan terhadap penerapan SDGs dan juga budaya dalam bekerja. Meskipun begitu, tujuan utama untuk menciptakan gagasan bagi keberlanjutan lingkungan dan mengurangi emisi karbon menjadi semangat bagi kami untuk mengembangkan prototipe ini. Ke depan, kami juga akan menggandeng produk maupun brand ternama yang memiliki kepekaan terhadap lingkungan,” tambah Diah.
Rektor Universitas Pertamina, Prof. Wawan Gunawan A. Kadir, MS., turut mengapresiasi keberhasilan Diah. Pencapaian tersebut turut dipengaruhi oleh bekal ilmu yang didapatkannya melalui pembelajaran di kelas.
“Pembelajaran disusun berdasarkan kurikulum yang holistik dengan prinsip berkelanjutan serta sesuai kebutuhan industri dan sosial. Mahasiswa diajarkan berbagai disiplin ilmu untuk menopang pembangunan berkelanjutan. Tak hanya itu, mahasiswa juga diikutsertakan dalam berbagai riset kolaboratif dengan para dosen dan praktisi yang menyasar isu strategis perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan. Lebih lanjut, mahasiswa juga dibekali persiapan karir melalui Program Lulusan Merah Putih. Program tersebut memberikan pelatihan karir dari para praktisi dan bagi alumni terbaik berkesempatan untuk bekerja di PT Pertamina Grup dan mitra lainnya,” tutup Prof. Wawan. (Edi Triyono)