Jakartakita.com – Dalam Menyambut Hari Bumi 2024, Treasury, pelopor platform investasi emas digital berizin BAPPEBTI, mengumumkan peluncuran Green Gold, program pertama di dunia yang mengajak investor untuk berpartisipasi aktif dan bertanggung jawab terhadap lingkungan, dengan menetrasliasi jejak karbon dari investasi emas. Inisiatif yang dirancang untuk memudahkan investor dalam investasi emas yang berkelanjutan, demi lingkungan yang lebih hijau. Inisiatif ini didorong oleh dampak lingkungan yang ditimbulkan dari sektor investasi, termasuk emas. Dimana dalam setiap produksi 1 gr emas, setidaknya menghasilkan 28,2 Kg gas karbon yang dilepaskan ke udara.
Andreas Santoso, selaku CEO Treasury menjelaskan, “Green Gold adalah cara kami mendefinisikan ulang arti berinvestasi emas. Dimana kami ingin mengajak para investor tidak hanya memilih emas sebagai aset yang terus meningkat nilainya, namun juga berkontribusi dalam menjaga lingkungan hidup yang berkelanjutan. Ini adalah sebuah gerakan menuju praktik investasi yang bertanggung jawab, yang memprioritaskan keberlanjutan lingkungan hidup agar hari esok lebih baik dan lebih hijau.”
Untuk setiap transaksi beli emas yang dilakukan melalui inisiatif Green Gold di Treasury, investor telah berkontribusi menanam pohon dan terlibat dalam proyek pengurangan jejak karbon yang dirancang untuk mengurangi dampak negatif pada lingkungan, yang disebabkan oleh aktivitas penambangan dan perdagangan emas.
Fitur Utama dari inisiatif Green Gold Treasury:
● Investasi Emas Ramah Lingkungan: inisiatif Green Gold di Treasury memberikankan kemudahan untuk investasi emas dan mendukung terwujudnya lingkungan hidup yang berkelanjutan secara bersamaan.
● Komitmen Menanam Pohon: Setiap investasi emas dengan Green Gold, Treasury akan menanam pohon di daerah yang mengalami deforestasi. Upaya ini akan membantu penyerapan karbon dan juga pemulihan habitat dan pelestarian keanekaragaman hayati.
● Mengurangi Jejak Karbon: Treasury berkomitmen untuk mengurangi jejak karbon yang diakibatkan dari kegiatan penambangan dan investasi emas, sehingga investasi emas di Treasury tidak meninggalkan jejak karbon atau karbon netral.
● Transparansi dan Pelacakan: Investor akan menerima laporan agar dapat memantau kontribusi atas investasi emas mereka di Treasury terhadap proyek penanaman pohon dan pengurangan jejak karbon, sebagai upaya untuk mewujudkan keberlanjutan lingkungan hidup.
Sementara itu, Sudono Salim selaku CGO Jejakin menambahkan kita akan menanam dua jenis pohon, yakitu pohon Trembesi dan pohon Nangka di Lampung. Nah, kenapa kita memilih untuk menanam pohon nangka, karena jenis pohon yang penyerapan karbonnya cukup baik. Untuk ilustrasi aja pohon trembesi itu masa hidupnya biasanya lebih dari 30 atau 50 tahun, tapi dalam waktu 8 tahun itu bisa menyerap sekitar 300 kg CO2 sudah bisa menyerap emisi untuk 10 gram emas kalau dibandingkan dengan pohon-pohon yang lain, mungkin pohon bakau hanya 8 tahun bisa dapat 50 kg. Jadi kalau tembus itu bisa hampir 300 kg dalam waktu 8 tahun ya itulah kenapa kita pilih beberapa pohon trembesi sementara pohon nangka juga kurang lebih 200-an kg per 8 tahun, tapi spesialnya kan ada buah nangkanya jadi masyarakatnya bisa lebih senang untuk bantu ngejagain pohon karena buahnya diolah misalkan menjadi kripik nangka atau buahnya dikonsumsi masyarakat setempat.
“Kami percaya bahwa untuk meraih kemakmuran finansial, bisa dilakukan tanpa mengorbankan keberlanjutan bumi kita ini. Green Gold merupakan langkah revolusioner dalam mewujudkan investasi yang bertanggung jawab terhadap lingkungan hidup,” tutup Andreas. (Edi Triyono)