Jakartakita.com – Heartology Cardiovascular Hospital adalah rumah sakit pada penyedia layanan kardiovaskular lengkap untuk dewasa dan anak berbasis teknologi muktahir dan medis berpengalaman untuk memberikan layanan paripurna, hari ini, Selasa (30/7/2024) diresmikan sebagai tonggak baru dalam pelayanan kesehatan kardiovaskular terpadu dengan tim subspesialis cardiac dan vaskular untuk meningkatkan standar pelayanan kesehatan di Indonesia.
Amelia Hendra, Chief Executive Officer Heartology Cardiovascular Hospital mengatakan, “Heartology hadir bukan untuk menjadi pusat layanan kardiovaskular yang unggul. Heartology merupakan gerakan untuk jantung Indonesia yang lebih sehat dan wujud medical excellence di Indonesia. Berkomitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan jantung di Indonesia yang berpusat kepada pasien melalui edukasi, penelitian, penerapan teknologi terbaru, dan teamwork para dokter sub-spesialis, kami berharap gerakan ini dapat menjadi terobosan dalam industri healthcare di Indonesia.”
Direktur Rumah Sakit Heartology Dr. dr. Faris Basalamah, Sp. JP (K), menyampaikan, “Tim dokter Heartology terdiri dari sub-spesialis dan bedah jantung berpengalaman yang bekerja sama sangat erat untuk memastikan perawatan terbaik dan tepat waktu, didukung fasilitas dan teknologi terbaru.”
Dr. dr. Dafsah A. Juzar, Sp.JP(K), Chairman Heartology Cardiovascular Hospital menambahkan bahwa Heartology juga turut mendukung upaya pemerintah memperkuat sektor wisata medis di Indonesia.
Beban finansial dan logistik bagi keluarga yang biasanya harus berobat ke luar negeri dapat diminimalisasi, terutama dalam kondisi yang membutuhkan ketepatan waktu perawatan,” ucapnya.
Ini tidak hanya menarik wisatawan medis, tetapi juga meningkatkan citra Indonesia sebagai destinasi kesehatan global, memberikan manfaat bagi ekonomi negara, serta meningkatkan kualitas dan aksesibilitas layanan kesehatan bagi masyarakat. Hampir 40% dari pasien kami berasal dari luar Jakarta, menunjukkan kepercayaan dan keyakinan mereka terhadap pelayanan medis kami,” jelas Dr. Dafsah.
Heartology menjalankan kampanye #SatuDetakUntukIndonesia yang bertujuan edukatif, baik kepada publik maupun praktisi kesehatan, untuk secara aktif mendukung upaya pemerintah mengajak masyarakat Indonesia untuk lebih peduli terhadap kesehatan jantung dengan menerapkan gaya hidup sehat dan rutin memeriksakan kondisi jantung mereka. Heartology berharap melalui kampanye ini perilaku kesehatan masyarakat dapat berubah menuju masa depan dimana penyakit jantung dapat dicegah dan dideteksi sejak dini
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menyatakan, “Cardiovascular merupakan salah satu perawatan yang paling banyak dicari oleh masyarakat Indonesia di luar negeri, mengingat situasi darurat jantung yang kita hadapi saat ini, penting bagi kita semua untuk menjadikan pengecekan jantung sebagai kebiasaan. Saya mengajak semua untuk melakukan cek jantung secara rutin. Bagi mereka yang biasa melakukan medical check-up rutin ke luar negeri sekarang bisa memanfaatkan fasilitas di Heartology Cardiovascular Hospital sambil berlibur di Jakarta dan sekitarnya, sekaligus mencegah kehilangan devisa negara. Saya sendiri mempercayakan kesehatan jantung orang tua saya di Heartology.”
Gerakan yang juga diinisiasi untuk mengajak para wanita Indonesia yang berperan sebagai pilar utama dalam keluarga, untuk menjadi duta kesehatan jantung keluarga ini pun didukung oleh dr. Reisa Broto Asmoro yang dikenal luas sebagai influencer gaya hidup sehat, yang turut mengajak publik untuk proaktif memonitor kesehatan jantung.
Ia menekankan sangatlah penting untuk meningkatkan kesadaran tentang kondisi darurat penyakit jantung, yang kini juga banyak menyerang usia muda. Rasa takut ‘divonis’ harus diberantas agar kita bisa mengambil kendali atas kesehatan kita. Lebih baik mengetahui sejak dini untuk mencegah penyakit jantung daripada membiarkan rasa takut.
Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) dr. Radityo Prakoso Sp.JP (K) mengutip data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018) 15 dari 1.000 orang, atau sekitar 2.784.064 orang di Indonesia menderita penyakit jantung. Menurut data WHO, serangan jantung juga menjadi urutan kedua penyebab kematian tertinggi di Indonesia dengan 95,68 kasus per 100.000 penduduk.
Asal tahu aja, jumlah dokter spesialis penyakit kardiovaskuler serta fasilitas pelayanan kesehatan masih jauh dibawah ideal untuk memberi pelayanan yang maksimal. Saat ini, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah hanya berjumlah 1.485 orang.
Idealnya 1 dokter jantung melayani 100.000 orang namun saat ini 1 dokter jantung harus melayani 250.000 orang,” tutup Radityo.