Mengenal GOAT dan ACT Beserta Pergerakan Harganya

Jakartakita.com – Banyaknya aset crypto yang ada sekarang ini tentunya membuat trader atau investor memiliki banyak pilihan untuk mendiversifikasi portofolio. Meski demikian, mencari aset crypto yang memiliki potensi keuntungan membutuhkan riset dan analisa.

Beberapa aset crypto yang menarik untuk dibahas adalah GOAT dan ACT. Namun sebelum membelinya kamu harus mengetahui pergerakan harga goat idr sehingga kamu bisa melakukan riset dan analisa untuk menghindari resiko kerugian.

Begitu juga dengan pergerakan harga act/idr harus melakukan analisa teknikal dan fundamental agar terhindar resiko kerugian.

Memahami GOAT, Koin Meme dengan Potensi yang Tak Terduga

Di tengah lonjakan popularitas koin meme yang terus naik, Goatseus Maximus (GOAT) muncul sebagai salah satu token yang menonjol di dalam dunia cryptocurrency.

Koin yang lebih dikenal dengan nama singkat GOAT ini dirilis pada 11 Oktober 2024 dan segera menarik perhatian para investor. Nama GOAT terinspirasi dari meme viral Goatse, yang memiliki sejarah menarik di dunia internet.

Asal Usul Goatseus Maximus

Goatseus Maximus diciptakan oleh seorang pengguna di platform pump.fun menggunakan akun @EZX7c1. Nama dari koin ini adalah permainan kata dari istilah “gluteus maximus” yang merujuk pada gambar terkenal dan kontroversial di kalangan pengguna dunia maya.

Keberadaan Goatseus Maximus tidak terlepas dari dukungan Truth Terminal, bot AI yang dikembangkan oleh Andy Ayrey.

Bot ini memiliki kemampuan untuk menciptakan konten yang menggabungkan subkultur internet dengan ide-ide kreatif dari Goatse Gospel, menghasilkan interaksi yang lucu dan unik di platform sosial media.

Truth Terminal juga terkenal karena keahliannya dalam menciptakan meme serta konten hiburan lainnya, dan dapat merespons pengguna dengan cara yang tak terduga.

Perilaku Unik dari Truth Terminal

Seiring dengan meningkatnya ketenaran Goatseus Maximus, perilaku Truth Terminal semakin aneh dan menarik.

Di bulan Juli 2024, bot ini menunjukkan ketertarikan yang mendalam terhadap konsep Goatseus Maximus dan singularitas Goatse, yang menciptakan rasa penasaran dan keterlibatan yang lebih dalam komunitas crypto.

Ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara teknologi AI dan meme dapat menghasilkan fenomena unik di bidang cryptocurrency.

Kenaikan Harga yang Drastis

Setelah diluncurkan, Goatseus Maximus mengalami lonjakan harga yang sangat signifikan. Dalam waktu yang singkat, harga token ini meroket hingga 11.600%, mencapai nilai 0,34 Dolar AS, dengan volume perdagangan harian melebihi 200 juta Dolar AS.

Kapitalisasi pasar GOAT melonjak hingga 354 juta Dolar AS. Banyak trader sukses meraih keuntungan besar, termasuk seorang trader yang berhasil mengubah investasi sebesar 727 Dolar AS menjadi lebih dari 2,4 juta Dolar AS hanya dalam empat hari.

Pergerakan Harga Goat

Dilansir dari Pintu Market harga Goat hari ini adalah Rp 1.492, dengan volume perdagangan mencapai Rp 5,25 triliun. Sedangkan untuk kapitalisasi pasar Goat kini berada di angka US$1.059.975.000 dan menempatkannya di urutan 89 di CoinGecko hari ini. Kapitalisasi pasar dihitung dengan mengalikan harga token dengan jumlah total token BONK yang beredar saat ini, yaitu 77 Triliun token yang dapat diperdagangkan.

Sementara itu, Valuasi yang sepenuhnya terdistribusi (FDV) untuk Bonk (BONK) adalah US$1.216.647.174. Ini merepresentasikan nilai maksimum dari kapitalisasi pasar jika seluruh total 89 Triliun token BONK beredar saat ini.

Memahami Achain

Achain adalah sebuah sistem blockchain yang diluncurkan pada tahun 2015 dengan sasaran untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh Bitcoin. Blockchain ini dikembangkan untuk menjadi wadah penerbitan kontrak pintar, pengembangan aplikasi, dan media untuk melakukan transaksi.

Mirip dengan Ethereum, sistem ini juga dapat digunakan untuk menciptakan aplikasi desentralisasi atau DApps serta untuk melakukan transaksi. Dalam Achain, sebagian besar transaksi dilakukan menggunakan koin resmi dari platform tersebut, yaitu ACT, singkatan dari Achain Token.

Namun sayangnya, proyek ini mengalami penurunan popularitas antara tahun 2019 dan 2020 sebelum kembali bernaik dengan beberapa pembaruan. Kabar baiknya adalah bahwa penurunan tersebut merupakan bagian dari strategi pendirinya, karena dalam dokumen publikasi atau whitepaper-nya, chain memiliki tiga tahap perencanaan.

Tahap pertama berfungsi untuk membangun blockchain yang stabil, berlangsung dari tahun 2015 hingga 2017. Pada periode tersebut, harga Achain mengalami kenaikan yang cukup signifikan berkat fenomena pendistribusian koin baru.

Namun, pada fase kedua, sekitar tahun 2018 hingga 2020, koin ini mulai mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh upaya pembangunan ekosistem blockchain yang layak digunakan baik oleh individu maupun perusahaan.

Fase ketiga dari tahun 2020 hingga 2022, bahwa Achain akan meluncurkan pembaruan dan publikasi guna menarik perhatian. Rencana tersebut dibuat oleh pendiri Achain untuk menciptakan blockchain yang stabil secara rinci.

Pendiri Proyek ACT

Achain didirikan oleh 17 anggota tim inti yang dipimpin oleh Tony Cui, seorang pakar dalam bidang teknologi dan blockchain. Tony Cui adalah sosok yang telah terlibat dengan blockchain sejak dini, bahkan saat Bitcoin baru saja diperkenalkan.

Dengan pengalaman yang luas di bidang blockchain, ia juga terlibat dalam beberapa proyek di industri cryptocurrency. Dengan latar belakang tersebut, Tony Cui dianggap sebagai sosok yang tepercaya untuk membangun blockchainnya sendiri.

Motivasinya dalam menciptakan Achain adalah untuk menjadikan blockchain yang selalu berkembang dan terbuka untuk fork. Tujuannya adalah untuk memperluas utilitas yang dapat dilakukan di dalam jaringan blockchainnya.

Cara Kerja Blockchain Achain

Tony Liu berupaya menciptakan alternatif baru dengan merancang mekanisme konsensus yang berbeda. Jadi, Achain memiliki mekanisme yang tidak sama dengan yang digunakan oleh blockchain lainnya.

Mekanisme konsensus yang diterapkan oleh Achain dinamakan Result-Delegated Proof of Stake atau RDPoS, yang merupakan pengembangan dari mekanisme Proof of Stake.

RDPoS bekerja dengan memanfaatkan keunggulan yang dimiliki oleh Delegated Proof of Stake namun dengan performa yang lebih baik.

Pemilihan validator dalam blockchain ini dilakukan melalui pemungutan suara di seluruh jaringan, sehingga semua pengguna mendapatkan giliran dan imbalan, mirip seperti sistem arisan yang teratur.

Pergerakan Harga ACT

Dilansir dari Pintu Market, harga ACT hari ini adalah Rp 3.396 dengan volume perdagangan Achain (ACT) dalam 24 jam terakhir adalah US$810,65, yang menunjukkan kenaikan sebesar 311,40% dibandingkan dengan satu hari yang lalu.

Sementara itu, harga tertinggi sepanjang masa yang pernah dicapai Achain (ACT) adalah US$1,48. Jika dibandingkan dengan harga hari ini maka 99,99% lebih kecil dari harga tertinggi sepanjang waktu.

Sedangkan untuk harga terendah sepanjang waktu yang pernah dicapai ATC adalah US$0,00005972. Jika dibandingkan dengan harga  saat ini maka 101,30% di atas harga terendah sepanjang masanya.

Untuk kapitalisasi pasar Achain (ACT) saat ini adalah US$103.017. Nilai pasar dihitung dengan cara mengalikan harga token dengan jumlah pasokan token ACT yang beredar, yaitu 860 juta token yang dapat diperdagangkan saat ini.

Comments (0)
Add Comment