Tradisi Berbagi di Hari Imlek
Jakartakita.Com : Asap dari hio yang dibakar menebarkan aroma sakral ke segala penjuru, suara doa-doa yang terpanjat terdengar dari balik sebuah altar pemujaan. Sedang di luar mulai terdengar suara ribut para warga kurang mampu yang sudah berjam-jam antri menunggu saat-saat pembagian angpau.
Kira-kira begitulah suasana perayaan Imlek yang terjadi di Wihara Dharma Bakti. Salah satu wihara terbesar dan tertua di Jakarta yang terletak di kawasan pecinan Petak Sembilan Glodok, Jakarta Barat. Wihara ini setiap tahunnya terutama pada saat Imlek sering dikunjungi para warga kurang mampu yang antri mendapatkan angpau dari para warga keturunan Tionghoa yang melakukan sembahyang di tempat ini.
Momen Imlek dan Cap Gomeh digunakan oleh warga keturunan Tionghoa untuk berbagi kepada sesama. Angpau tidak hanya diberikan kepada kerabat atau handai taulan yang belum menikah tetapi juga kepada warga kurang mampu. Mereka percaya, semakin banyak mereka berbagi kepada sesama, maka Tuhan akan semakin banyak memberikan rezeki dan peruntungan di tahun baru.
Menjelang prosesi ritual sembahyang siang (23/1/2012) Wihara Dharma bakti tumplek blek oleh warga keturunan Tionghoa yang bersembahyang, warga kurang mampu yang menunggu pemberian angpau, tukang parkir dan pedagang kaki lima, juga sejumlah wartawan dari berbagai media baik televisi maupun cetak.
Jakartakita.com berkesempatan untuk mengabadikan para warga kurang mampu yang rela berpanas-panasan untuk antri pembagian angpau. Kebanyakan dari mereka ternyata bukan berasal dari kawasan Petak Sembilan. Mereka berasal dari berbagai tempat di Jakarta. Sebagian besar adalah pengunjung langganan setiap tahun, sebagian lainnya hanya sekedar iseng. (Risma)