Harapan warga terhadap gubenur Jakarta
Jakartakita.Com: Hampir tujuh juta warga DKI Jakarta akan menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta putaran kedua Kamis (20/9), yang diikuti dua pasangan calon yaitu gubernur Fauzi Bowo – Nachrowi Ramli, dan Joko Widodo- Basuki Tjahaja Purnama.
Komisi Pemilihan Umum Daerah KPUD DKI Jakarta mengumumkan Daftar Pemilih Tetap DPT dalam pilkada putaran kedua ini bertambah, menjadi 6.996.951. Data itu diambil berdasarkan warga yang mendaftar pada 25 Juli hingga 4 Agustus lalu. Dalam pilkada putaran pertama, jumlah pemilih mencapai 6.962.348 orang.
Sejumlah warga yang ditemui BBC Indonesia, mengharapkan gubernur DKI Jakarta terpilih dapat menyelesaikan berbagai persoalan yang terjadi di ibukota, seperti kemacetan, transportasi, jaminan kesehatan dan pendidikan. Mereka menginginkan kesehatan dan pendidikan gratis. Pemerintah memperbaiki fasilitas transportasi.
Selain itu ada juga warga yang menyebutkan ibukota Jakarta harus menjadi barometer bagi daerah, dengan memperbaiki sistem birokrasi agar lebih efektif dan dapat menjalankan pemerintahan dengan efesien. Ada warga yang juga menyampaikan justru di daerah lebih maju dari Jakarta, dengan pelayanan birokrasi yang efektif.
Sumarto, warga Palmerah Jakarta Barat
Sebagai warga yang bekerja sebagai supir bajaj, saya mengharapkan gubernur DKI Jakarta yang baru nanti harus dapat mengatasi masalah kemacetan dan kondisi jalan. Kemacetan yang parah menyulitkan kami dalam mencari nafkah. Ditambah jalanan yang rusak seperti di kawasan Tanah Abang juga membahayakan bagi pengguna, dan juga merusak bajaj yang kami kendarai. Sudah bertahun-tahun jalanan rusak, tetapi tidak pernah diperbaiki. Ya saya berharap gubernur baru nanti bisa menyelesaikan dua persoalan itu ya kemacetan dan kondisi jalan.
Ng Kang Tjong , warga Kebon Kacang
Pemilik warung di Kebon Kacang ini menyebutkan masalah kesehatan menjadi persoalan utama bagi warga di Jakarta, terutama masyarakat miskin. Pemerintah yang sekarang ini lambat dalam menyelesaikan jaminan kesehatan daerah, saya sudah mengurus sudah lama tapi belum selesai. Tapi ketika sakit dan dirawat saya mendapat juga keringanan biaya juga sih. Kita biar banyak uang, kalau sudah kena sakit itu biayanya besar. Kayak saya kena serangan jantung, biayanya ga sedikit.
Siti Julaeha, Ibu rumah tangga, Jakarta Pusat
Gubernur Jakarta yang saya harapkan sih bisa membebaskan biaya sekolah gratis gitu ya semuanya. Sekarang ga bayaran, tetapi keluar biaya juga untuk beli buku sekitar tiga kali setahun. Beli baju batik buat seragam sekolah juga kita keluar duit. Buat ibu rumah tangga kayak saya kan berat, suami udah pensiun. Apalagi anak saya kembar sekarang di kelas tiga SD. Pengennya sih supaya gubernur baru, biaya sekolah sama sekali gratis gitu ya..
Wawan Setiawan, Karyawan Swasta, warga Jakarta Selatan
Gubernur Jakarta yang akan datang harus amanah, harus memperhatikan masyarakat miskin. Harus memanfaatkan kerja dinas sosial untuk meningkatkan masyarakat miskin di Jakarta, agar tidak ada lagi anak jalanan, masyarakat yang terlantar. Budget yang ada di DKI Jakarta kan sebenarnya dapat digunakan untuk memberantas masyarakat miskin dan anak terlantar. Apalagi dalam Undang-undang Dasar juga disebutkan fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara. SDM birokrat juga harus melayani, jangan melayani. Jakarta harus jadi contoh bagi daerah, ini sih daerah malah lebih maju ada layanan satu atap. Jakarta mah bikin KTP aja lama bener. Gubernur juga harus bekerja sama dengan baik dengan wakilnya.
RY – Jakartakita.Com/BBCIndonesia