Apa yang Terjadi dengan Akun Sosmed Anda, Setelah Anda Meninggal?
Jakartakita.com: Pernahkah terpikir dalam benak Anda, apa yang terjadi dengan akun jejaring sosial Anda, setelah Anda meninggal? Pertanyaan-pertanyaan tentang, siapakah yang akan memiliki data jejaring sosial Anda? Butuh berapa lama sejak kematian Anda hingga akun jejaring sosial Anda ‘dimatikan’ total oleh admin jejaring sosial? Bisakah orang lain menggunakan user name Anda setelah Anda meninggal? Apa yang mesti kerabat Anda lakukan untuk me-non-aktifkan akun jejaring sosial pasca kematian Anda?
Seperti dilansir dari mashable, Facebook mencatat setiap jam-nya ada 428 pengguna facebook yang meninggal, ada 10.273 pengguna facebook yang meninggal setiap harinya dan ada 312.500 pengguna facebook yang meninggal tiap bulannya. Lalu apa yang terjadi dengan data para pengguna facebook yang meninggal tersebut?
Bagi pengguna facebook yang meninggal, Facebook memiliki fitur “Lost a loved one” sebuah layanan untuk mengenang para pengguna yang sudah meninggal. Bahkan layanan ini membolehkan kerabat dari pengguna facebook yang meninggal untuk mengunggah foto-foto kematiannya sebagai pelengkap album kenangan. Tentu saja untuk mendapatkan layanan ini pihak kerabat harus mengisi form berupa pernyataan bahwa pengguna facebook tersebut sudah meninggal, berikut bukti berupa surat keterangan kematian, obituari atau kalau ada potongan berita kematian.
Bagaimana dengan twitter? Twitter juga akan menutup akun tersebut paling lambat enam bulan setelah kematian. Asalkan pihak kerabat mengirimkan email atau fax berupa permohonan penutupan akun beserta surat pernyataan kematian dan pernyataan dari notaris bahwa ID tersebut sudah meninggal.
Pihak google akan menutup akun secara otomatis, maksimal sembilan bulan setelah akun tersebut tidak aktif atau setelah ada pengajuan penutupan yang berisi pemilik akun tersebut sudah meninggal dunia beserta bukti-bukti yang valid. Begitupun dengan situs jejaring sosial profesional Linkedin.
Namun ada beberapa situs seperti Foursquare, pinterest yang tidak mencantumkan informasi mengenai cara menutup akun pengguna yang sudah meninggal. Atau mungkin mereka membiarkan data para pengguna yang sudah meninggal tetap abadi di dunia maya, hingga pihak pemilik layanan ‘mati’ dengan sendirinya alias bangkrut.
Menghapus data akun jejarin sosial kerabat Anda yang sudah meninggal, penting. Mengapa? Karena tidak menutup kemungkinan, akun tersebut suatu saat akan digunakan oleh orang yang tak bertanggung-jawab untuk menipu semua orang yang ada di lingkaran tersebut. Semua data bisa digunakan sebagai ‘alibi’ agar leluasa menipu. Nah, Anda tidak mau bukan kalau data Anda atau kerabat Anda yang sudah meninggal disalahgunakan oleh orang yang tak bertanggung jawab?
SecureSafe, sebuah layanan penyimpanan data online menjawab kekhawatiran Anda. Sekali Anda mendaftar di situs SecureSafe, layanan Anda akan aman bahkan hingga Anda meninggal. Sebagai member SecureSafe, Anda bisa mengunggah dokumen, semua passwords dan pin. Anda bisa memutuskan kepada siapa Anda akan ‘mewariskan’ semua data penting Anda di SecureSafe. SecureSafe akan memberikan kode aktivasi yang bisa diprint atau dikirim via email kepada orang Anda percaya beserta langkah-langkah yang harus mereka lakukan saat Anda meninggal. Nah, nanti orang yang diberi pin tersebut yang bisa mengakses seluruh warisan data Anda.
Lalu apa yang terjadi kalau, pin tersebut digunakan oleh orang kepercayaan Anda sebelum Anda meninggal?
Tenang saja, SecureSafe tidak akan serta-merta mengaktifkan kode ‘warisan’ tersebut. SecureSafe akan melakukan investigasi sepanjang masa tunggu proses verifikasi.
Layanan SecureSafe gratis, dan Anda bisa menyimpan lebih dari 50 passwords. Layanan premium berbayar, pastinya memberikan lebih banyak kuota penyimpanan dan fitur tambahan termasuk proses verifikasi berlapis untuk ‘mencairkan’ warisan Anda.(risma)