RNI Ingin Terjun di Industri Properti
Jakartakita.com – Menyikapi perkembangan ekonomi kawasan, dengan segera dimulainya era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) tergerak untuk terjun di industri properti.
Direktur Utama RNI Ismed Hasan Putro mengatakan, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi tempat baru bagi investasi properti dunia. Iklim perbankan dan potensi pariwisata yang baik pada tahun 2015 dapat menjadi momentum tonggak kebangkitan properti tanah air dan akan mencapai booming-nya pada 2018.
”Ini momentum dan RNI sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ingin mengambil momentum itu. Saat ini, sebagai langkah awal, RNI tengah menggarap proyek pembangunan gedung perkantoran dan hotel di wilayah Jakrta Timur dan Cirebon. Proyek ini telah launching tahun lalu, pembangunannya akan dimulai tahun ini,” kata Ismed, disela-sela acara Outlook Businnes Properti, Hotel, dan Restoran dengan tema “Tantangan Bisnis Properti, Hotel, dan Restoran dalam Menghadapi MEA 2015” yang di selenggarakan oleh Himpunan Pengusaha Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HIPKA – KAHMI) di Grand Sahid Jaya, Jakarta, (15/1).
Menurut Ismed, momentum kebangkitan bisnis properti pada tahun ini didorong oleh tiga hal yang berkaitan, yaitu menurunnya nilai inflasi yang kemudian akan berdampak pada penurunan BI rate atau suku bunga hasil penetapan Bank Indonesia, sehingga menyebabkan penurunan bunga KPR.
Selain itu, ia berpendapat, kedepannya, industri properti di Indonesia berpotensi untuk menjaring pembeli maupun investor asing. Hal tersebut, kata dia, disebabkan oleh tiga faktor. Pertama, jumlah populasi Indonesia adalah yang terbanyak keempat di dunia, dengan begitu investor asing akan berlomba-lomba merebut pasar. Kedua, Indonesia merupakan rumah bagi lebih dari 200 suku etnis yang berarti dari segi konsumen lokal pun pasar Indonesia sangat gemuk dan bervariasi. Ketiga, Indonesia merupakan surga bagi mereka yang ingin merasakan pengalaman multi cultural.
Hal tersebut, lanjut Ismed, belum lagi ditambah aspek pariwisata Indonesia yang memiliki potensi besar, sehingga dapat menarik minat warga negara lain untuk membeli rumah sebagai tempat tinggal atau menyewa hotel atau vila sebagai tempat transit selama berwisata.
“Melihat potensi pariwisata yang belum didukung infrastruktur, maka investasi dalam sektor properti merupakan pilihan yang paling tepat. Selain dalam rangka pengembangan, bisnis properti yang di jalankan RNI juga sebagai upaya optimalisasi aset perusahaan yang idle,” tandas Ismed.