4 Alasan Mengapa Para CIO Perlu Memperhatikan Windows Server 2003 End of Support
Jakartakita.com – Tahukah Anda, bahwa enam bulan dari sekarang (tepatnya tanggal 14 Juli 2015), Microsoft akan menghentikan dukungan untuk Windows Server 2003 (End of Support)?
Sayangnya, saat ini masih banyak CIO (Chief Information Officer) dan manajer pusat data yang bertanya pada diri sendiri: Apa urgensinya bermigrasi dari Windows Server 2003 jika saat ini server-nya bekerja dengan baik? Mengapa untuk bermigrasi dikenakan biaya tambahan, menghabiskan jam kerja yang berharga, dengan kemungkinan sistem mengalami resiko downtime untuk meng upgrade sesuatu yang berfungsi dengan baik?
Aries Triwahyudi, Business Group Head, Cloud and Enterprise Group, Microsoft Indonesia dalam keterangan pers, yang dirilis Kamis (15/1) mengungkapkan, banyak CIO di Asia Pasifik yang masih menggunakan Windows Server 2003 terus bekerja dengan gagasan bahwa mereka kebal terhadap risiko keamanan dan masalah legal. Kebanyakan dari mereka juga yakin bahwa data dan aplikasi yang tersimpan pada server tersebut masih dapat melayani dunia mobile-first dan cloud-first yang kita jalani saat ini.
“Bahkan, banyak pemimpin bisnis yang percaya bahwa mereka dapat menghemat uang dengan tidak berinvestasi untuk meng-upgrade server mereka,” ujarnya.
Menurutnya, rata-rata migrasi Windows Server membutuhkan waktu sekitar 200 hari hingga tuntas. “Dengan kurang dari 250 hari sebelum Microsoft mengakhiri dukungan perpanjangan untuk Windows Server 2003, saat ini adalah waktunya untuk mulai merencanakan migrasi sebelum terlambat,” tandasnya.