Take a fresh look at your lifestyle.

Di Depok, Perayaan Valentine Day Dilarang

0 1,258

Tiket Pesawat Murah Airy

valentine day
foto ilustrasi : istimewa

Jakartakita.com – Setelah pemerintah kota Surabaya melarang perayaan Hari Kasih Sayang (Valentine Day), menyusul kemudian Dinas Pendidikan Kota Depok yang melarang pelajarnya merayakan hari kasih sayang yang jatuh pada Sabut (14/20 ini.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok, Herry Pansila mengatakan, aturan itu dibuat sebagai langkah menyiapkan generasi muda menuju Indonesia Emas 2045. “Jangan sampai anak-anak muda itu terjerumus dalam kegiatan negatif,” kata Herry, seperti dikutip Tempo, Jumat (13/2) lalu.

Sebelumnya, surat edaran yang diteken Herry disebarluaskan dengan nomor 425/789-Set.Umum. Surat itu dilayangkan untuk semua kepala sekolah di seluruh tingkat, dari sekolah dasar sampai sekolah menengah atas di Depok. Isinya mencakup tiga hal pokok: memerintahkan siswa berkegiatan sesuai dengan nilai budaya Indonesia, melarang perayaan Valentine di sekolah, dan meminta partisipasi orang tua mengawasi anaknya.

Related Posts
1 daripada 5,356

Adapun Majelis Ulama Indonesia telah mengeluarkan pernyataan mengharamkan perayaan Hari Valentine yang jatuh tiap 14 Februari. Ketua MUI Bidang Pemberdayaan Perempuan Keluarga dan Perlindungan Anak Tutty Alawiyah beralasan, di Indonesia, perayaan tersebut menjurus ke arah negatif. “Banyak cokelat yang dijual di supermarket atau minimarket saat Valentine diselipi kondom,” katanya.

Tutty khawatir, selipan kondom seperti ini akan mendorong remaja melakukan hubungan terlarang di luar nikah. Menurut dia, hal ini berpotensi membuat moral remaja rusak.

Ditambahkan, budaya Valentine yang berasal dari Barat tak sesuai dengan orang Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Perayaan yang biasanya dilakukan dengan bertukar kado itu pun kebanyakan menjurus ke arah negatif. “Tujuannya bisa saja negatif, misalnya nanti berujung ciuman dan hal lainnya,” ujar Tutty.

Tutty berujar, kasih sayang tak harus dirayakan pada tanggal tertentu. Perasaan ini bisa ditunjukkan setiap hari, terlebih untuk keluarga. “Jadi kenapa harus menunggu setahun sekali?” katanya. (tempo.co)

 


Tinggalkan komen