Fenomena Prostitusi Terselubung di Media Sosial
Jakartakita.com – Seiring dengan perkembangan zaman, media sosial kini sudah menjadi kebutuhan primer manusia modern. Berbagi informasi kini dengan cepat dilakukan melalui media sosial. Dari mengikuti isu nasional dan internasional terkini hingga memantau kemacetan lalu lintas, bisa dilakukan di media sosial. Sudah pasti mereka yang tidak memiliki kemudahan akses media sosial melalui smartphone-nya akan ketinggalan banyak berita.
Pada awalnya, media sosial memang hanya digunakan sebagai media untuk menukar informasi, memperluas networking, dan sejenisnya. Kemudian, mulai bermunculan tipe pengguna yang menggunakan akun pribadi mereka sekalian untuk berdagang. Mereka menggunakan akun media sosial untuk menghasilkan uang dengan memposting aneka barang dagangan. Bahkan kini media sosial tak hanya marak oleh perdagangan barang dan jasa legal namun juga ilegal, seperti prostitusi.
Kasus RA, mahasiswi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Gunung Djati Bandung, yang mengunggah foto seksi dan menjajakan diri melalui Twitter merupakan bagian dari praktik prostitusi terselubung yang sudah lama eksis di media sosial selama ini. Entah akun itu palsu atau asli, namun media sosial sudah lama dimanfaatkan bagi sebagian pemiliknya untuk menjajakan dirinya
Para penjaja seks di media sosial ini memang suka menggunakan nama-nama akun berkonotasi jorok, seperti misalkan; jablay, binal, nakal, toket, dan lain-lain untuk memudahkan calon mangsa mencari mereka. Setelah calon mangsa atau pengguna biasa yang kebetulan ‘kesasar’ tak sengaja mampir. Suguhan foto erotis, kata-kata, link artikel atau video porno siap menyambut mereka. Jika calon mangsa tertarik, tinggal menghubungi si pengguna mesum untuk transaksi lebih lanjut.
Prostitusi sendiri bukan hal baru. Sejak jaman Mesir kuno hal itu sudah ada. Seiring perkembangan zaman, hasil budaya satu ini pun melakukan adaptasi.Mereka sukses menyelinap di media sosial.
Prostitusi online sendiri, menurut beberapa kalangan IT, mulai marak di Indonesia sejak 2012 lalu. Situs-situs yang ketahuan bergerak di bidang itu langsung diblokir oleh pihak berwajib, termasuk kementerian Kominfo. Namun ternyata kegiatan ini selalu menemukan cara-cara baru untuk meraup uang.
Prostitusi yang mengorbankan gadis belia maupun siswi SMP di media sosial seperti; Facebook, Twitter, dan Instagram, dinilai mengeruk keuntungan banyak. Bisnis di media sosial ini lebih aman karena jauh dari pantauan polisi.
Makanya banyak para mucikari saat ini memanfaatkan media sosial sebagai cara untuk menjajakan perempuan belia. Polda Metro Jaya menyebutkan, bisnis ini marak karena cara kerja yang praktis dengan omzet besar. Selain itu tidak perlu mengeluarkan biaya mahal untuk menjajakannya kepada pria hidung belang.
Ada juga akun-akun yang menawarkan jasa pijat dengan menunjukan profil para tukang pijat lengkap dengan foto setengah telanjang atau tanpa sehelai benang apapun. Bahkan akun tersebut juga mencantumkan nomor kontak yang bisa dihubungi, sampai preferensi seksual.
Sebuah layanan pijat plus-plus di Jakarta, menawarkan layanan pijat khusus bagi laki-laki penyuka sesama jenis. Dengan follower lebih dari ribuan orang yang sebagian besar adalah laki-laki, akun itu secara teratur meng-update jenis layanan yang tersedia di tempat mereka.
Kalau ada salah satu teman di jejaring Anda suka memposting foto seksi yang vulgar lengkap dengan kalimat yang mengundang birahi, patut dicurigai mereka sedang mencari mangsa. Pilihan ada di tangan Anda, Anda bisa menghapus dan memblokir dia dari pertemanan atau terus berteman di media sosial. Kalau saya sih, pilih hapus dan blokir.