Ahok ‘Godok’ Rencana Masukkan Ojek dalam Program Smart City
Jakartakita.com – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), sedang menggodok rencana memasukkan jasa layanan ojek sebagai salah satu moda transportasi dalam aplikasi Jakarta smart city. Ahok melihat potensi ojek untuk dimasukkan ke dalam smart city setelah bertemu dengan pihak Go-Jek yang merupakan aplikasi untuk memanggil jasa ojek.
Ahok pun mengakui, sarana transportasi ojek tidak tercantum dalam Undang-Undang Lalu Lintas. Namun, adanya aplikasi semacam ini menjadi barang yang baru bagi masyarakat untuk membantu mobilitas mereka, termasuk bagi para turis asing sekalipun.
Dalam pertemuan antara Ahok dan pihak Go-Jek di Balai Kota, Selasa (17/2/2015), Ahok terlihat sangat antusias dengan adanya program Go-Jek. Menurutnya dengan adanya Go-Jek, pengojek akan meningkat taraf hidupnya dan juga menghindari penipuan.
Ahok menambahkan sudah ada pola kerjasama antara Pemprov DKI Jakarta dengan Go-Jek, hanya tinggal menunggu MoU. Go-Jek juga akan diintegrasikan dengan Transjakarta dan Jakarta Smart City. Sehingga ketika masyarakat bisa menggunakan Go-Jek dengan membuka aplikasi Smart City.
Go-Jek yang sudah berjalan dari tahun 2011 ini sudah mempunyai 2.000 pengojek di seluruh Jabodetabek. Perusahaan membantu mencarikan pelanggan dan memudahkan pekerjaan tukang ojek. Pendapatan para pengojek pun bisa meningkat hingga 6 juta rupiah per bulan.
Para pengguna Go-Jek bisa memesan jasa melalui aplikasi Go-Jek yang bisa langsung di download melalui ponsel pintar berbasis Android atau iOs, dengan pembayaran bisa melalui Go-Jek Credit, Mobile Transfer, atau Cash. Tarif dari pelayanan Go-jek sebesar Rp 4.000,- per kilometer dan minimal Rp 25.000,-. Dengan begitu, maka tingkat penipuan tarif ojek bisa berkurang.
Pengguna Go-Jek juga bisa memberikan rating dan penilaian terhadap pelayanan Go-Jek. Sehingga perusahaan ini bisa menjamin kesejahteraan masyarakat dalam menggunakan jasa Go-Jek.