Awal Kemarau Diprediksi Mulai April
Jakartakita.com – Awal musim kemarau 2015 di sebagian besar daerah diperkirakan pada bulan April dengan jumlah zona musim mencapai 102 ZOM (29.8%). Bulan berikutnya, yaitu Mei, mencapai 99 ZOM (28,9%), sedangkan Juni 84 ZOM (24,6%). Hal ini diutarakan Kepala BMKG , Dr Andi Eka Sakya, M Eng pada jumpa pers prakiraan musim kemarau di Jakarta, Rabu (4/3).
“BMKG memperkirakan awal musim kemarau 2015 di sebagian besar daerah akan terjadi pada bulan April, Mei dan Juni. Meski musim kemarau, bukan berarti tidak terjadi hujan. Sifat hujan musim kemarau 2015 sebagian besar daerah diprakirakan normal atau 63,9%,” kata Andi.
Andi menjelaskan, pada Maret wilayah-wilayah yang mulai memasuki musim kemarau antara lain Sumatera bagian timur, Kalimantan bagian utara seperti wilayah Nunukan hingga Sulawesi bagian utara seperti Ternate. Curah hujan di kawasan tersebut cukup rendah, yaitu kurang dari 150 mm.
Pada April, wilayah yang mengalami curah hujan kurang dari 150 mm semakin berkembang, yaitu hingga Bali, NTT, dan NTB. Sulawesi Selatan seperti Makassar dan bagian selatannya juga mulai memasuki musim kemarau. Sedangkan bulan berikutnya, curah hujan di wilayah tersebut yang tadinya kurang dari 150 mm menjadi hampir tidak ada.
Pada Juni, hampir seluruh wilayah di Indonesia telah memasuki musim kemarau dan mulai merata. Puncak kemarau akan terasa pada September ketika sudah beberapa bulan tidak terasa hujan.
Dalam kondisi seperti itu, potensi kebakaran hutan semakin meningkat. Karenanya, BMKG mengimbau warga agar tidak melakukan perbuatan yang berpotensi menimbulkan kebakaran hutan. ’’Pada wilayah yang kering, jangan melakukan sesuatu yang mudah menimbulkan kebakaran,’’ Andi mengingatkan.
BMKG melalui situsnya akan selalu menginformasikan titik hotspot atau area yang berpotensi mudah terbakar. Setiap harinya informasi mengenai keberadaan titik hotspot itu diperbaharui.