Tidak Semua Bank Punya Kompetensi Mengelola Risiko Kredit Usaha Mikro
Jakartakita.com – Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Bahlil Lahadalia, di Jakarta, Rabu (11/3/2015) lalu mengungkapkan harapannya, agar target program Kredit Usaha Rakyat (KUR) tahun 2015 yang dikucurkan untuk para pelaku usaha pemula dan mikro, dapat ditingkatkan.
“Mestinya ditingkatkan, atau minimal sama seperti tahun 2014,” kata Bahlil.
Namun sayangnya, Pemerintah pada tahun 2015 ini dikabarkan menargetkan hanya akan menyalurkan KUR sebesar Rp20 triliun atau menurun signifikan dari tahun 2014 lalu yang mencapai sekitar Rp36 triliun.
Sejumlah alasan yang mendasari penurunan target tersebut, antara lain karena ditemukan adanya peningkatan kredit macet atau “non performing loan” (NPL) dalam program KUR.
Menurut Bahlil, mencuatnya masalah NPL KUR tersebut tidak semata-mata faktor kelemahan nasabah KUR dalam mengelola arus kas usaha mikro mereka.
“Ada faktor banknya juga. Sebab tidak semua bank punya kompetensi dalam mengelola risiko kredit usaha mikro. Jadi, sudah tepat kalau pemerintah mengurangi bank penyalur KUR,” katanya.
Sebagaimana diberitakan, pemerintah akan kembali menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) mulai tahun ini dan telah menunjuk tiga bank yang diberikan kewenangan untuk memberikan bantuan kredit senilai Rp20 triliun tersebut kepada masyarakat.