Yusuf Kalla: Lemahnya Rupiah Picu Naiknya Harga BBM
Jakartakita.com – Bahan bakar minyak (BBM) kembali dinaikkan oleh pemerintah. Kenaikan ini diberlakukan pada Sabtu dini hari (28/3/2015) . Hal ini pun akhirnya menimbulkan pro & kontra di tengah masyarakat. Karena pemerintah dianggap tidak memiliki dasar yang kuat. Jusuf Kalla, Wakil Presiden RI menjelaskan, ada dua alasan mengapa pemerintah menaikan harga BBM.
“Minyak dunia memang sedang naik sejak seminggu lalu, ditambah lagi mata uang rupiah pun kini sedang melemah. Kenaikan Harga BBM ini bergantung dengan kedua hal tersebut,” ungkap Jusuf Kalla di sela kunjungan kerjanya di Jambi, pada Sabtu (28/3/2015).
Menurut Kalla, pelemahan rupiah terhadap dolar terjadi karena faktor eksternal, dan juga pengaruh politik Yunani, Tiongkok, dan keperkasaan mata uang dolar terhadap rupiah. Sementara itu, setelah anjlok, harga minyak dunia kembali naik dari USD 5 per barrel menjadi USD 56 per barrel. Dua faktor inilah yang menurut Kalla, menjadi alasan kuat pemerintah dalam menaikan harga BBM.
Kebijakan pemerintah menaikan harga BBM ini ditentang oleh mahasiswa yang tergabung dalam Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND).
Ketua Umum LMND Lamen Hendra Saputra mengatakan, sebenarnya pemerintah sudah mematok harga asumsi belanja minyak mentah sebesar US$ 60 per barel dalam APBN 2015. Sementara itu dikabarkan level tertinggi harga minyak dunia pekan ini adalah sebesar USD 59,1 per barrel.
Dengan adanya kenaikan BBM ini, harga BBM jenis premium naik dari Rp 6.900 menjadi Rp 7.400 dan Rp 7.300 untuk di luar Pulau Jawa; dan Solar yang semula Rp 6.400 menjadi Rp 6.900 memang menuai kritik dari berbagai elemen masyarakat di Indonesia.