Kasus Deudeuh Menginspirasi Ahok untuk Bangun Lokalisasi
Jakartakita.com – Warga Jakarta dikagetkan dengan kasus tewasnya Deudeuh Alfisahrin alias @tataa_chubby. Wanita tersebut ditemukan tidak bernyawa di kamar kostnya di Jalan Tebet Utara 15-C No. 28 RT007/RW010 Tebet Timur Jakarta Selatan pada Sabtu (11/4/2015), yang diduga dibunuh oleh pengguna jasanya, tersangka RS (24).
Kasus ini membongkar adanya prostitusi melalui media sosial sehingga sulit dikontrol oleh penegak hukum. Praktik prostitusi gaya baru, yang transaksi perjanjian layanannya menggunakan jejaring online,dinilai lebih berisiko dibandingkan prostitusi yang sudah dilokalisasikan.
prostitusi online juga menjadi salah satu pelarian dari dampak penutupan lokalisasi di Gang Dolly, Jarak, Surabaya. Lebih jauh lagi, dengan hilangnya lokalisasi dan peralihan modus prostitusi akan memberikan dampak lanjutan semisal soal pendataan dan pengawasan penyakit menular seksual.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengungkapkan, salah satu solusi untuk mengurangi kemungkinan adanya prostitusi ilegal adalah sentralisasi. Bahkan rencana tersebut sudah pernah disampaikan beberapa tahun lalu.
“Bikin lokalisasi. Saya dulu ngomong lokalisasi dicerca orang habis. Itu yang saya bilang kalau Anda mau belajar sesuatu itu musti jelas. Ini masalah penegakan hukum,” tegasnya di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (17/4/2015).
Menurut Ahok, segala tempat berpotensi dijadikan tempat prostitusi ilegal, entah itu hotel mewah maupun apartemen. Untuk itu, lanjut dia, perlu ada sentralisasi agar semakin jelas peruntukannya dan izin yang diberikan. Dengan adanya lokalisasi pemerintah melakukan pengawasan termasuk pemeriksaan kesehatan rutin setiap pekan.