Take a fresh look at your lifestyle.

Kini, Wilayah Jakarta Selatan Jadi Pilihan Utama Masyarakat Dalam Berburu Properti

0 906

Tiket Pesawat Murah Airy

properti
foto : istimewa

Jakartakita.com – Dewasa ini, wilayah di Jakarta Selatan menjadi tujuan utama masyarakat dalam memburu properti sebagai rumah tinggal.

Demikian diungkapkan hasil survey yang dilakukan Rumah123.com, bertajuk ‘property sentiment survey’ yang dilakukan selama kurun waktu 1,5 bulan dari mulai akhir tahun 2014 hinggal awal tahun 2015.

“Sekitar 38 persen responden mencari rumah tinggal di wilayah Jakarta selatan, khususnya di Bintaro, Kemang dan Pondok Indah. Mereka melihat tinggal di Jakarta Selatan ‎lebih nyaman, lebih asri dan berpotensi untuk berkembang nantinya,” kata Mario Gaw, General Manager Rumah123.com, disela-sela acara media conference di Jakarta, Kamis (3/4/2015).

Dalam survey yang dilakukan terhadap 5 ribu koresponden tersebut, juga terungkap bahwa 63 persen responden ingin memiliki rumah sendiri. Sedangkan sekitar 77 persen responden cenderung memilih rumah (landed house) dibanding apartemen dan 35 persen responden berniat membeli properti dalam waktu 1 tahun dari sekarang.

Related Posts
1 daripada 6,977

Yang menarik dari hasil survei tersebut adalah, mayoritas responden, yakni sekitar 37 persen responden, memilih kota Bogor sebagai wilayah dipinggiran Jakarta, yang paling dicari untuk tempat tinggal dan berinvestasi. Dalam hal ini, kota Bogor berhasil ‘mengalahkan’ kota Tangerang, Depok dan Bekasi.

Lebih lanjut, Mario Gaw mengatakan, dalam survey tersebut juga terungkap bahwa pasar properti pada tahun 2015, tidak secemerlang tahun-tahun sebelumnya. Sebab, kondisi makro ekonomi saat ini telah menekan daya beli masyarakat untuk membeli properti, khususnya rumah.

Dijelaskan, ‎penjualan properti tahun ini akan melambat yang terdampak dari adanya kebijakan Loan to Value (LTV) yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, suku bunga acuan perbankan (BI Rate) yang tinggi, dan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

“Ini membuat harga properti tinggi dan penjualan melambat. Tapi sepertinya perlambatan bukan hanya di industry properti saja, tetapi di semua sektor, misalnya perbankan, otomotif  maupun sektor lainnya,” terang Mario.

Menurut Mario, perlambatan penjualan properti sudah terjadi sejak adanya Pemilihan Presiden pada tahun lalu dan diperkirakan akan pulih kembali setelah berbagai proyek infrastruktur mulai berjalan secara baik di berbagai wilayah.

“Sekarang orang lebih berhati-hati membeli properti, ini terlihat dari pencarian properti yang menurun dari online. Sekarang orang bertanya-tanya informasi dari keluarga atau temannya,” tandas Mario.

 

Tinggalkan komen