JK Menyindir Monopoli Yang Terjadi di Kawasan Kemayoran
Jakartakita.com – Jusuf Kalla, Wakil Presiden RI ini dikabarkan menyindir upaya monopoli yang dilakukan sekelompok kaum pengusaha di kawasan Kemayoran. Ini dianggap akan menyebabkan ketimpangan sosial di tengah masyarakat.
Hal ini dikatakan JK, pada saat membuka acara tahunan Pekan Raya Jakarta atau Jakarta Fair 2015 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Jumat (29/5/2015).
“Kemayoran ini adalah milik Negara, tanahnya rakyat. Oleh sebab itu harus diisi secara keseluruhan, baik masyarakat mampu dan lebih-lebih lagi masyarakat kurang mampu,” seru Jusuf Kalla di hadapan Komisaris Umum PR JIExpo Murdaya Po dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Gubernur DKI Jakarta.
JK melihat adanya indikasi ke arah sana, yaitu kawasan Kemayoran akan semakin dikuasai oleh perumahan dan apartemen mewah. Penguasaan ini pun nantinya akan menyingkirkan masyarakat kelas bawah ke daerah yang lebih terpinggirkan.
Jusuf Kalla menganggap, masyarakat kelas bawah yang tidak memiliki kendaraan pribadi seharusnya diberi tempat tinggal di daerah strategis, agar bisa dekat kemana ia bekerja.
“Justru orang yang tidak mampu harus berada di daerah strategis agar transportasi ya murah. Kalau masyarakat tidak mampu harus tinggal di Tangerang, Bekasi dan Margonda, berapa itu ongkos angkutan umumnya? Kalau orang mampu tidak menjadi soal karena punya banyak mobil,” tegasnya.
“Kita berdosa apabila tanah negara dipakai untuk rumah mewah, oleh karena itu saya perintahkan semua, kita siapkan 100 hektar untuk rumah masyarakat di sini. Kalau perlu lapangan golf juga jadikan lapangan bola saja,” katanya.
Di hadapan para pengusaha yang berperan di Jakarta Fair, Wapres memperingatkan untuk kembali memfungsikan daerah Kemayoran untuk kepentingan rakyat banyak.
“Saya minta pengertiannya, siapa pun yang berusaha di Kemayoran ini, untuk mengembalikan fungsinya demi kemajuan rakyat banyak. Kami tidak mau di sini daerah mewah, sementara di sana setiap pekan kebakaran karena sempit dan susah mendapatkan fasilitas air. Negara ini pertumbuhannya harus bersama-sama orang yang mampu dan tidak mampu,” imbuhnya. (Sumber: AntaraNews)